Peningkatan kasus penyakit ginjal kronis pada usia muda menjadi perhatian serius. Data BPJS Kesehatan mencatat lonjakan biaya yang signifikan, dari Rp 6,5 triliun di tahun 2019 menjadi Rp 11 triliun di tahun 2024, mengindikasikan beban yang semakin berat. Gaya hidup dan pola makan yang kurang sehat kerap menjadi faktor utama pemicu penyakit ini.
Penyakit ginjal kronis seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas pada stadium awal (1-2). Kondisi ini membuat deteksi dini menjadi sulit, dan seringkali pasien baru menyadari penyakitnya saat sudah memasuki stadium lanjut. Pemeriksaan laboratorium menjadi kunci untuk mendeteksi penyakit ginjal pada tahap awal.
Pada stadium lanjut (3-5), gejala-gejala khas mulai dirasakan. Beberapa gejala yang mungkin muncul antara lain:
- Rasa lelah dan lemah yang berlebihan
- Sesak napas
- Mual dan muntah
- Kehilangan selera makan
- Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau wajah
- Gangguan tidur
- Perubahan pada volume urine
- Gatal-gatal pada kulit
- Rasa logam di mulut
- Tekanan darah tinggi
Mual dan muntah pada penyakit ginjal seringkali disalahartikan sebagai gejala maag, yang menyebabkan kesalahan diagnosis.
Deteksi dini sangat penting. Pemeriksaan sederhana seperti kreatinin serum dan urinalisis dapat membantu mengidentifikasi masalah ginjal sejak dini. Terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko seperti diabetes, hipertensi, atau riwayat keluarga dengan penyakit ginjal, pemeriksaan rutin sangat disarankan karena penyakit ini seringkali tanpa gejala pada tahap awal.