Perubahan iklim di Antartika menunjukkan perkembangan yang mengkhawatirkan. Penelitian terbaru mengungkap hilangnya lapisan es laut dalam jumlah signifikan, setara luas daratan Greenland, sejak tahun 2015. Bersamaan dengan itu, air laut di sekitar Antartika mengalami peningkatan kadar garam yang drastis.
Fenomena ini bukan sekadar masalah lokal, melainkan indikasi perubahan iklim global yang berpotensi mengganggu ekosistem laut, memperparah cuaca ekstrem, dan mempercepat pemanasan global.
Tren Tak Terduga di Laut Selatan
Selama lebih dari tiga dekade, permukaan Laut Selatan cenderung menjadi lebih tawar, kondisi yang mendukung pertumbuhan es laut. Namun, data terbaru dari satelit menunjukkan perubahan drastis. Air permukaan kini semakin asin, memicu pencairan es dari bawah.
"Peningkatan salinitas air permukaan memicu naiknya panas dari laut dalam, mempercepat pencairan es," ungkap peneliti. "Ini menciptakan lingkaran setan: es berkurang, panas naik, lebih banyak es mencair."
Bukti nyata perubahan ini adalah kembalinya lubang besar di lapisan es, polynya Maud Rise, di Laut Weddell. Terakhir kali terlihat pada tahun 1970-an, lubang ini kini kembali dengan ukuran hampir empat kali luas Wales.
Mengapa Ini Terjadi?
Normalnya, air dingin dan tawar di permukaan akan mengapung di atas air hangat dan asin dari laut dalam. Namun, ketika air permukaan menjadi lebih asin, lapisan pemisah ini melemah, memungkinkan panas dari laut dalam naik dan mencairkan es.
Sebelumnya, ilmuwan memperkirakan perubahan iklim akan membuat permukaan laut di Antartika semakin tawar dan stabil, melindungi es laut. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.
"Prediksi sebelumnya mengandalkan peningkatan air tawar di permukaan. Tapi kini, kita melihat penurunan cepat es laut, yang berarti lebih banyak panas matahari diserap lautan," jelas peneliti lain.
Dampak Global dan Ketidakpastian Masa Depan
Perubahan ini berpotensi mengubah sistem Laut Selatan secara permanen, dengan dampak luas bagi iklim global. Studi ini menyoroti kurangnya pemahaman ilmiah yang mendalam tentang perubahan iklim laut.
Kondisi ini tidak hanya mempercepat pencairan es, tetapi juga mengancam habitat satwa liar seperti penguin dan anjing laut, serta memperkuat badai akibat meningkatnya kelembapan dan suhu lautan.
Penelitian ini menekankan pentingnya pemantauan berkelanjutan untuk memahami lebih baik penyebab dan dampak dari perubahan ekstrem ini.