Nyeri dada yang terjadi berulang kali selama lebih dari tiga bulan bisa jadi pertanda kondisi jantung serius yang disebut angina refrakter. Banyak orang menganggap remeh gejala ini, padahal bisa jadi indikasi masalah aliran darah ke otot jantung yang sudah tidak mempan lagi diobati dengan obat-obatan, pemasangan ring, atau operasi bypass.
Angina refrakter adalah kondisi nyeri dada kronis yang terus-menerus muncul, bahkan setelah pasien mendapatkan penanganan medis maksimal.
Kenali Gejala Angina Refrakter
Nyeri dada pada angina refrakter biasanya muncul saat melakukan aktivitas ringan dan membaik setelah beristirahat. Namun, lama kelamaan, gejala ini bisa tetap terasa meski tubuh sedang tidak beraktivitas berat.
Berikut ciri-ciri khas angina refrakter:
- Nyeri seperti tertekan benda berat di bagian tengah dada
- Rasa sakit menjalar ke lengan kiri, punggung, atau ulu hati
- Disertai dengan keringat dingin
- Terjadi berulang kali selama tiga bulan atau lebih
Seringkali, keluhan ini disalahartikan sebagai masalah lambung atau masuk angin. Padahal, jika diabaikan, kondisi ini bisa berkembang menjadi serangan jantung.
Kapan Nyeri Dada Harus Diwaspadai?
Jika nyeri dada muncul meski hanya setelah menaiki satu lantai tangga, ini sudah cukup menjadi alasan untuk memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan jantung dianjurkan mulai usia 40 tahun, terutama jika memiliki faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, atau kebiasaan merokok. Serangan jantung bisa terjadi di usia muda, bahkan di usia 24 tahun karena kebiasaan merokok sejak remaja.
Penanganan Angina Refrakter
Bagi pasien yang tidak memungkinkan untuk menjalani prosedur pemasangan ring atau bypass, terapi non-bedah seperti External Counterpulsation (ECP) bisa menjadi solusi. Prosedur ini dilakukan dengan memasang manset di kaki yang memompa darah ke arah jantung secara teratur sesuai irama jantung. Efeknya mirip dengan olahraga, namun dilakukan secara pasif.
Terapi ECP biasanya dilakukan selama 35 sesi, masing-masing berdurasi satu jam, selama kurang lebih tujuh minggu. Sebelum menjalani ECP, pasien harus melalui evaluasi jantung dan pembuluh darah untuk memastikan tidak ada kontraindikasi.
Mengenali gejala sejak dini dan segera berkonsultasi dengan dokter sangat penting agar penanganan dapat dilakukan sebelum kondisi semakin memburuk.