Di tengah dunia kecantikan yang terus berkembang, muncul sebuah tren unik sekaligus kontroversial: sabun yang terbuat dari ASI (Air Susu Ibu) kedaluwarsa. Seorang ibu bernama Taylor Robinson menjadi viral setelah mendirikan toko bernama Leo Jude Soap Co. yang menjual sabun dari bahan tak lazim ini.
Robinson mengklaim bahwa sabun ASI buatannya efektif mengatasi berbagai masalah kulit, seperti eksim, psoriasis, dan kerak kepala pada bayi. Ia memperoleh ASI dari para donatur lokal yang sudah tidak menggunakannya lagi. Inisiatif ini menuai berbagai reaksi dari masyarakat.
Pro dan Kontra Sabun ASI
Banyak warganet yang terkejut dan jijik dengan ide sabun ASI. Namun, ada pula yang penasaran dan tertarik untuk mencobanya. Sebagian berpendapat bahwa ASI memiliki banyak manfaat dan tidak seharusnya dianggap menjijikkan. Mereka bahkan menggunakan ASI untuk memandikan anak-anak mereka karena efek positifnya pada kulit.
Tren sabun ASI ini bukanlah hal baru. Beberapa pengusaha telah melihat potensi bisnis dari produk unik ini.
Manfaat ASI untuk Kesehatan Kulit Menurut Ahli
Benarkah ASI memiliki manfaat untuk kulit? Dr. Marisa Garshick, MD, FAAD, menjelaskan bahwa ASI memiliki sifat pelembap alami yang bermanfaat bagi kulit. Kandungan asam laurat dalam ASI memiliki sifat antibakteri, menenangkan, dan menyejukkan kulit.
Penelitian menunjukkan bahwa asam laurat efektif mengurangi peradangan dan jumlah bakteri penyebab jerawat. Bahkan, asam laurat disebut-sebut lebih efektif dibandingkan benzoil peroksida, bahan aktif yang umum digunakan dalam obat jerawat.
ASI juga berpotensi mengobati masalah kulit lainnya, seperti eksim atopik, dermatitis, luka, dan lecet. Sifat antibakteri alami dalam ASI dapat membantu mengatasi berbagai masalah kulit. ASI juga bisa menjadi alternatif pengobatan masalah kulit yang aman selama masa menyusui.
Walaupun kontroversial, bisnis sabun ASI menarik perhatian karena potensi manfaatnya bagi kesehatan kulit. Inovasi ini membuka diskusi tentang pemanfaatan ASI secara kreatif dan efektif.