Industri anime mengalami ledakan popularitas seiring dengan meningkatnya waktu yang dihabiskan di rumah selama masa pandemi. Namun, di antara banyaknya judul anime yang bermunculan, beberapa di antaranya justru menuai kritik pedas dan menduduki peringkat terbawah dalam sejarah anime. Apa yang menyebabkan hal ini?
Berbagai faktor menjadi penyebabnya, mulai dari kualitas adaptasi yang kurang memuaskan, alur cerita yang kurang menarik dari versi manganya, hingga kekecewaan mendalam dari para penonton. Berikut adalah beberapa anime yang dianggap memiliki reputasi terburuk:
Vampire Holmes: Diadaptasi dari game mobile berjudul sama, anime ini dianggap sebagai salah satu adaptasi terburuk karena terasa sangat tidak natural. Kisah tentang Holmes, seorang vampir yang memecahkan misteri sebagai detektif, kurang berhasil memikat penonton.
Forest Fairy Five: Serial anime pendek yang merupakan kolaborasi antara Sanrio dan Tencent Holdings ini, sayangnya, gagal memenuhi standar kualitas animasi yang diharapkan. Selain itu, pengisi suara (voice over) juga dinilai kurang sesuai, di mana karakter peri yang mungil justru memiliki suara dewasa.
Hand Shakers: Anime ini mengisahkan tentang individu yang disebut Hand Shakers, pasangan yang memiliki kemampuan mengendalikan senjata khusus. Namun, alur cerita dan eksekusi visualnya kurang berhasil menarik perhatian penonton.
The Beginning After The End: Kualitas animasi yang buruk dan tidak sesuai dengan harapan penggemar membuat anime ini menuai protes. Bahkan, banyak penggemar yang berharap agar anime ini dibuat ulang dengan kualitas yang lebih baik.
Ex-Arm: Diadaptasi dari manga dengan judul yang sama, anime ini benar-benar mengecewakan penonton. Animasi yang dinilai sangat buruk, penggunaan CGI yang tidak memuaskan, dan gerakan karakter yang kaku menjadi alasan utama mengapa anime ini mendapat respons negatif.
Skelter+Heaven: Anime ini menceritakan tentang pertarungan antara dua kelompok, Heaven dan Skelter, yang menggunakan kekuatan psikis dan teknologi futuristik untuk mengubah takdir manusia. Namun, alur cerita dan karakter yang kurang berkembang membuat anime ini kurang diminati.
Keenam anime di atas menjadi contoh bagaimana berbagai faktor, mulai dari kualitas animasi hingga adaptasi cerita yang kurang baik, dapat mempengaruhi reputasi sebuah anime. Hal ini menjadi pelajaran penting bagi industri anime untuk terus meningkatkan kualitas produksi dan memperhatikan ekspektasi penggemar.