Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah terus berupaya menekan angka kasus diare dengan memperkuat strategi pengendalian penyakit secara terpadu. Melalui kolaborasi lintas program dan lintas sektor, program ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat, pemerintah daerah, dan berbagai pihak terkait untuk menciptakan sistem penanggulangan yang efektif dan berkelanjutan.
Tantangan di Lapangan
Pelaksanaan program menghadapi sejumlah tantangan. Di wilayah dengan kasus diare tinggi, pelaporan kasus ke aplikasi SIHEPI masih terkendala keterbatasan sumber daya manusia dan infrastruktur. Beberapa puskesmas hanya memiliki satu unit komputer yang digunakan bersama, dan beberapa petugas belum memiliki perangkat kerja pribadi seperti laptop.
"Keterbatasan fasilitas input data dan minimnya tenaga di lapangan menjadi kendala utama," ungkap perwakilan Dinas Kesehatan.
Solusi Inovatif: Pelatihan Daring
Menyikapi kendala tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah menginisiasi pelatihan daring (on the job training) melalui Zoom bagi petugas puskesmas yang belum familiar dengan aplikasi SIHEPI. Dukungan teknis ini diharapkan dapat meningkatkan akurasi dan kecepatan pelaporan data secara real-time.
KLB dan Sistem Pelaporan
Pada tahun 2024, terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) diare di Kabupaten Buol dan Donggala. Tim epidemiologi telah melakukan investigasi lapangan untuk mengidentifikasi penyebab dan memastikan diagnosis, terutama pada kelompok balita yang rentan.
Meskipun sistem pelaporan kini menggunakan aplikasi SIHEPI, kendala lain meliputi ketersediaan logistik obat yang terbatas, rotasi pengelola program di puskesmas, dan perubahan format pelaporan prevalensi di aplikasi SIHEPI yang belum sepenuhnya dipahami oleh petugas lapangan.
Kebijakan dan Strategi Pengendalian
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah telah menetapkan kebijakan strategis dalam pengendalian diare, meliputi:
- Pengendalian berbasis partisipasi masyarakat dan disesuaikan dengan kondisi lokal.
- Kemitraan dan jejaring kerja lintas sektor dan lintas program.
- Upaya pengendalian terpadu (promotif, preventif, dan kuratif).
- Pengelolaan program yang profesional, berkualitas, merata, dan terjangkau.
- Penguatan sistem surveilans untuk pengambilan kebijakan yang tepat.
- Pelaksanaan program yang efisien dan efektif dengan pengawasan berkelanjutan.
Strategi implementasi meliputi peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pengembangan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD), peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan, serta penguatan kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan dan tatalaksana standar.
Kegiatan Prioritas Program
Serangkaian kegiatan prioritas telah dirancang, termasuk:
- Advokasi dan sosialisasi kepada pemangku kepentingan.
- Edukasi tenaga kesehatan tentang tatalaksana standar.
- Promosi kesehatan melalui media cetak dan elektronik.
- Pengembangan pedoman dan prosedur tatalaksana.
- Penanganan kasus sesuai protokol.
- Surveilans dan bantuan teknis dalam penanggulangan KLB.
- Pengelolaan logistik yang menunjang efektivitas program.
- Pemantauan dan evaluasi secara rutin.
Dengan kebijakan dan strategi yang komprehensif ini, diharapkan pengendalian penyakit diare di Provinsi Sulawesi Tengah dapat berjalan lebih optimal dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama kelompok yang paling rentan.