Kesaksian Pilu Putri Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza: Ayahku Jadi Martir

Jakarta – Lubna Al Sultan, putri dari almarhum Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Marwan Al Sultan, membagikan kisah pilu tentang saat-saat terakhir ayahnya. Serangan udara Israel menghantam kediaman mereka pada hari Rabu (2/7), merenggut nyawa sang ayah.

Menurut penuturan Lubna, jet tempur F-16 meluncurkan rudal yang secara langsung menargetkan kamar ayahnya. "Rudal F-16 itu menghantam tepat ke kamarnya, tempat dia berada. Seluruh ruangan di rumah itu utuh, kecuali kamarnya yang hancur terkena rudal," ungkapnya, menggambarkan betapa mengerikannya serangan tersebut.

Dengan suara bergetar, Lubna menyatakan, "Ayah saya menjadi martir di sana." Serangan brutal tersebut tidak hanya merenggut nyawa Marwan Al Sultan, tetapi juga dilaporkan menyebabkan istri dan salah satu putrinya meninggal dunia.

Kejadian ini memicu kecaman keras dari komunitas internasional, termasuk Indonesia. Desakan untuk menghentikan kekerasan terus disuarakan.

Marwan Al Sultan dikenal luas di Gaza atas dedikasinya dalam merawat pasien, terutama selama agresi Israel pada Oktober 2023. Kepergiannya dirasakan sebagai kehilangan besar bagi warga Gaza.

Selama masa hidupnya, Al Sultan menjalin kerja sama erat dengan berbagai tim kemanusiaan internasional di Gaza utara, termasuk dari Inggris, Prancis, Belanda, Belgia, Spanyol, Kanada, dan Maroko. Ia tanpa lelah menyediakan layanan medis penting bagi rakyat Palestina, meskipun di bawah ancaman serangan Israel dan keterbatasan sumber daya.

Rumah Sakit Indonesia sendiri telah berulang kali menjadi sasaran pengepungan dan serangan oleh pasukan Israel. Setelah setiap pengepungan, Al Sultan selalu bergegas kembali ke rumah sakit untuk melanjutkan tugas mulianya.

Scroll to Top