Perang Dagang AS-China Guncang Industri Logistik Global: Pembatalan Pelayaran Meningkat Tajam

Perang dagang antara Amerika Serikat dan China mulai menimbulkan riak dalam rantai pasok global. Dampaknya terasa signifikan di sektor logistik, ditandai dengan pembatalan sejumlah besar pelayaran kapal kargo dari China menuju AS. Hal ini dipicu oleh penurunan volume pesanan akibat penerapan tarif impor baru oleh pemerintahan AS.

Menurut data terkini, setidaknya 80 pelayaran dari China telah dibatalkan dalam beberapa waktu terakhir. Langkah ini diambil oleh perusahaan pelayaran untuk menyesuaikan kapasitas angkut dengan penurunan permintaan pengiriman barang ke AS. Aliansi pelayaran besar seperti Ocean Network Express (ONE) bahkan menangguhkan rute yang melayani pelabuhan-pelabuhan penting seperti Qingdao, Ningbo, Shanghai, Pusan, Vancouver, dan Tacoma.

Dampak Luas pada Rantai Pasok

Penurunan drastis jumlah kontainer yang dikirim dari China ke Amerika diperkirakan akan berdampak besar pada seluruh rantai pasok. Operasional pelabuhan, transportasi truk dan kereta api, hingga pergudangan akan merasakan imbasnya. Dengan satu kapal mampu mengangkut antara 8.000 hingga 10.000 TEUs (twenty-foot equivalent units), pembatalan 80 pelayaran berarti potensi hilangnya pengiriman 640.000 hingga 800.000 kontainer. Kondisi ini berpotensi menurunkan aktivitas bongkar muat, mengurangi pendapatan pelabuhan, dan menekan permintaan angkutan darat serta penyimpanan logistik.

Penurunan Pemesanan Pengiriman yang Signifikan

Data pemesanan pengiriman internasional dari akhir Maret hingga awal April menunjukkan penurunan tajam, terutama pada produk pakaian jadi, aksesori, tekstil, dan mainan. Kategori-kategori barang ini sebagian besar diimpor dari China dan kini dikenakan tarif tinggi. Pemesanan produk tekstil dan pakaian jadi bahkan tercatat turun lebih dari 50 persen. Kebijakan tarif membuat para pengecer lebih berhati-hati dalam menyusun inventaris, menghindari risiko kelebihan stok seperti yang terjadi pascapandemi Covid-19.

Strategi Operator Pelayaran dalam Menghadapi Tantangan

Untuk mengatasi kerugian akibat kapal yang tidak terisi penuh, operator pelayaran menerapkan berbagai strategi penyesuaian. Beberapa langkah yang diambil antara lain pembatalan pelayaran (blank sailing), penghilangan rute pelayaran tertentu (vessel strings), penggunaan kapal berukuran lebih kecil, atau memperlambat perjalanan kapal (slow steaming). Strategi serupa juga diterapkan selama pandemi Covid-19, yang justru memicu lonjakan tarif kontainer dan dikritik karena dianggap memperparah kelangkaan.

Vietnam Mengambil Peluang

Di tengah penurunan ekspor China, Vietnam tampak mulai mengambil alih peluang tersebut. Tarif pengiriman barang laut dari Vietnam melonjak 43 persen sejak akhir Maret, menunjukkan lonjakan signifikan dalam permintaan pengiriman dari negara tersebut. Kenaikan ini mengindikasikan tekanan permintaan yang tinggi di pasar. Penundaan tarif tambahan oleh Presiden Trump untuk negara selain China selama 90 hari juga mendorong peningkatan permintaan pengiriman dalam jangka pendek.

Scroll to Top