Harga emas terus menunjukkan tren positif dalam tiga hari terakhir, didorong oleh ketidakpastian geopolitik dan kondisi ekonomi makro global. Para analis memprediksi tren ini akan terus berlanjut, menjadikan emas sebagai aset investasi yang menarik.
Pasar memprediksi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat, yang berpotensi semakin mendorong harga emas ke level yang lebih tinggi. Sebagian besar analis memperkirakan harga emas akan mencapai US$3.560,59 hingga US$3.925,39 per troy ons pada akhir tahun 2025. Bahkan, beberapa perkiraan yang lebih optimis menunjukkan potensi lonjakan hingga US$3.956,22 per troy ons.
Untuk tahun 2026, harga emas diperkirakan akan diperdagangkan dalam kisaran US$3.904,54 hingga U$5.155,30 per troy ons. Pandangan yang lebih konservatif memprediksi harga akan berada di antara US$3.398,14 hingga US$3.695,53 per troy ons.
Prospek jangka panjang untuk emas, dari tahun 2027 hingga 2030, sangat optimis. Analis memperkirakan harga logam mulia ini akan melonjak menjadi US$5.917,17 hingga US$5.952,00 pada tahun 2030.
Kinerja emas dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan potensi keuntungan yang signifikan. Sejak akhir tahun 2022 hingga 3 Juli 2025, harga emas dunia telah melonjak sekitar 84%, mencapai level US$3.353,3.
Kenaikan harga emas dunia juga tercermin pada harga emas Antam, yang naik 86% dari Rp1.026.000/gram menjadi Rp1.911.000/gram pada tanggal yang sama.
Sebagai gambaran, investasi sebesar Rp10 juta pada emas Antam sejak akhir 2022 akan menghasilkan nilai investasi sebesar Rp18,6 juta pada 3 Juli 2025, memberikan keuntungan sebesar Rp8,6 juta dalam kurun waktu 3 tahun.
Dengan proyeksi harga yang terus meningkat, emas menawarkan peluang investasi yang menjanjikan bagi para investor yang mencari aset safe haven dengan potensi pertumbuhan yang signifikan.