Misteri Sabuk Hijau Nuvvuagittuq: Jejak Kehidupan Purba di Bumi Terungkap

Sebuah studi baru mengungkap fakta mencengangkan tentang batuan tertua di dunia. Terletak di pantai timur Teluk Hudson, Kanada, formasi batuan abu-abu bergaris yang dikenal sebagai Sabuk Batu Hijau Nuvvuagittuq (NGB) menyimpan rahasia mendalam tentang awal mula planet kita.

Para ilmuwan memperkirakan usia batuan ini mencapai 4,16 miliar tahun, menjadikannya sisa kerak tertua Bumi yang masih ada, berasal dari masa sekitar 4,57 miliar tahun lalu. Penanggalan ini didasarkan pada dua metode peluruhan isotop radioaktif untuk mengukur usia magma purba yang terperangkap dalam batuan.

Sebagian batuan NGB terbentuk dari endapan air laut, memberikan petunjuk berharga tentang kondisi lautan dan atmosfer Bumi purba. Temuan ini dianggap krusial dalam memahami kondisi awal Bumi yang memungkinkan kemunculan kehidupan. Validasi hasil penelitian ini dapat membuka jalan bagi pencarian kehidupan di planet lain, seperti Mars.

Dari sekian banyak sampel geologi di dunia, hanya segelintir yang berusia 3,8 miliar tahun atau lebih tua. Sebelumnya, batuan tertua ditemukan di formasi genes Acasta di Teritori Barat Laut Kanada, dengan usia 4 miliar tahun.

Berbeda dengan kristal zirkon dari Australia Barat berusia 4,4 miliar tahun yang tertanam dalam batuan baru, Sabuk Batu Hijau Nuvvuagittuq adalah satu-satunya bongkahan kerak dari eon Hadean yang masih utuh.

Hadean: Era Pembentukan Bumi

Para ahli geologi meyakini bahwa Bumi mengalami hantaman dahsyat puing luar angkasa, termasuk planetesimal berukuran besar, selama tahap akresi. Tabrakan ini melelehkan permukaan planet muda, membentuk lautan magma. Peluruhan radioaktif unsur tidak stabil dari dalam bumi turut mempercepat proses pelelehan.

Kombinasi panas dari luar dan dalam menyebabkan planet meleleh menjadi massa lembek material batuan cair yang konvektif, memungkinkan terjadinya diferensiasi. Proses ini berlangsung sangat cepat, hanya dalam puluhan juta tahun. Diferensiasi bukanlah penggantian seluruh bagian Bumi secara massal, melainkan perkolasi unsur siderofil melalui lautan magma lembek.

Analisis Jejak Kimia

Penelitian sebelumnya pada tahun 2008 mengklaim usia batuan ini 4,3 miliar tahun, namun dibantah karena metode yang digunakan. Batuan vulkanik NGB tidak mengandung zirkon, sehingga ilmuwan mengukur usia menggunakan peluruhan samarium menjadi neodymium.

Analisis jejak kimia terbaru menggunakan dua jalur peluruhan samarium menjadi neodymium dengan kecepatan berbeda. Untuk menghindari perbedaan usia, peneliti mencari magma dari lapisan mantel Bumi yang menyusup ke kerak purba. Intrusi ini lebih muda dari batuan yang dimasukinya, sehingga berguna untuk menentukan usia minimum. Hasilnya menunjukkan usia yang sama, yakni 4,17 miliar tahun.

Implikasi bagi Kehidupan

Penelitian ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana kehidupan muncul di Bumi. Karena batuan NGB terbentuk dari endapan air laut, penelitian ini membantu memahami komposisi samudra, atmosfer, suhu, dan bahkan jejak kehidupan tertua di Bumi. Dengan memahami lingkungan tempat kehidupan bermula di planet ini, kita dapat lebih baik mencari jejak kehidupan di planet lain, seperti Mars.

Scroll to Top