Jakarta – Kabar duka menyelimuti dunia kemanusiaan. Direktur Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, Marwan Al Sultan, dilaporkan meninggal dunia pada Rabu (2/7) akibat serangan brutal pasukan Israel ke wilayah Gaza, Palestina.
Al Sultan, yang merupakan sumber informasi vital dari Gaza, tewas bersama keluarganya dalam serangan yang menyasar kawasan permukiman. Ia secara rutin memberikan kabar terkini mengenai kondisi warga Palestina kepada dunia dan berbagi informasi dengan organisasi kemanusiaan Indonesia, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C). Beberapa relawan MER-C turut berperan aktif membantu tenaga medis RSI, terutama saat agresi Israel berlangsung.
Meskipun memimpin sebuah rumah sakit yang didirikan oleh Indonesia, Al Sultan bukanlah warga negara Indonesia (WNI). Hal ini ditegaskan oleh Kementerian Luar Negeri RI.
"Kami berduka atas meninggalnya dr. Marwan Al Sultan. Almarhum bukan warga negara Indonesia," demikian pernyataan resmi dari pihak Kemlu.
Senada dengan Kemlu, Sekretaris MER-C juga mengonfirmasi bahwa Al Sultan adalah warga negara Palestina. "Dokter Marwan orang Gaza, bukan WNI," ujarnya. Selama ini, RSI di Gaza memang dipimpin oleh tenaga medis lokal asal Palestina.
Al Sultan dikenal sebagai seorang dokter dengan dedikasi tinggi dan pengalaman panjang. Ia merupakan konsultan kardiologi intervensional yang kerap bekerja sama dengan tim kemanusiaan internasional di Gaza utara, termasuk dari Inggris, Prancis, Belanda, Belgia, Spanyol, Kanada, dan Maroko.
Menurut keterangan MER-C Indonesia, Al Sultan adalah sosok pemimpin yang tak kenal lelah memimpin RSI dalam situasi sulit. Ia terus memberikan pelayanan medis krusial bagi masyarakat Palestina, meskipun menghadapi ancaman serangan Israel dan keterbatasan sumber daya.
RSI sendiri telah berulang kali menjadi sasaran pengepungan dan serangan pasukan Israel. Setelah setiap pengepungan berakhir, Al Sultan selalu bergegas kembali ke rumah sakit untuk melanjutkan operasional.