Harapan Gencatan Senjata Israel-Hamas Menguat, Namun Serangan Mematikan Terus Berlanjut

Upaya intensif untuk mencapai gencatan senjata antara Hamas dan Israel kembali mencuat, didorong oleh peran aktif Amerika Serikat dalam mewujudkan perdamaian di wilayah konflik. Meski harapan tumbuh, agresi militer Israel di Gaza tak kunjung mereda, merenggut nyawa puluhan warga Palestina dalam sehari.

Hamas saat ini tengah mempertimbangkan proposal gencatan senjata baru yang didukung AS. Kelompok tersebut menegaskan perlunya jaminan kuat bahwa gencatan senjata akan mengarah pada penghentian total perang. Respons Hamas akan disampaikan setelah berkoordinasi dengan faksi-faksi Palestina lainnya.

Pejabat Israel mengindikasikan peluang kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera semakin besar, setelah konflik berlangsung selama hampir dua tahun.

Presiden AS menekankan bahwa Israel telah menyetujui persyaratan untuk gencatan senjata selama 60 hari, sebagai langkah awal menuju pengakhiran perang. Namun, keberhasilan kesepakatan ini bergantung pada keputusan akhir Hamas.

Mediator dari Mesir dan Qatar berusaha mendapatkan jaminan dari AS dan komunitas internasional, bahwa negosiasi untuk mengakhiri perang akan terus berlanjut. Jaminan ini dianggap penting agar Hamas menerima proposal gencatan senjata dua bulan.

Pemerintah Israel menyatakan kesiapannya untuk menyetujui kesepakatan tersebut, dan menantikan tanggapan resmi dari Hamas. Jika tanggapan positif, delegasi Israel akan berpartisipasi dalam pembicaraan tidak langsung untuk meresmikan kesepakatan.

Proposal tersebut mencakup pembebasan bertahap sandera Israel yang masih hidup, dan pemulangan jenazah sandera yang telah meninggal. Sebagai imbalannya, tahanan Palestina akan dibebaskan dari penjara Israel. Bantuan kemanusiaan akan segera disalurkan ke Gaza, dan pasukan Israel secara bertahap akan menarik diri dari beberapa wilayah. Negosiasi tentang gencatan senjata permanen akan segera dimulai setelah kesepakatan diberlakukan.

Duta Besar AS untuk Israel menekankan harapan akan tercapainya kesepakatan, dengan catatan bahwa semuanya bergantung pada kesediaan Hamas untuk menerima persyaratan yang diajukan. Baik Presiden AS, Perdana Menteri Israel, maupun masyarakat Amerika dan Israel menginginkan perang ini segera berakhir.

Scroll to Top