Keladi tikus (Typhonium flagelliforme), tanaman sejenis talas dari Asia Tenggara, ternyata bukan hanya sekadar penghias rumah. Tumbuhan yang tumbuh subur hingga ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut ini menyimpan potensi besar sebagai obat kanker.
Keladi tikus banyak ditemukan di Malaysia, Indonesia, dan Korea Selatan. Di Indonesia sendiri, tanaman ini tersebar di Jawa, Kalimantan, Sumatra, dan Papua. Bentuknya mudah dikenali dari daun hijau bulat berujung runcing dan umbi sebesar buah pala.
Potensi Keladi Tikus dalam Melawan Kanker
Penelitian menunjukkan bahwa keladi tikus mengandung alkaloid, triterpenoid, dan lignan (polifenol) yang mampu menghambat bahkan mematikan pertumbuhan sel kanker. Hebatnya lagi, keladi tikus juga dapat mengurangi efek samping kemoterapi dan memiliki sifat antibakteri.
Binus University menjadi salah satu institusi yang gencar meneliti dan mengembangkan keladi tikus sebagai obat kanker. Melalui Food Biotechnology Research Center (FBRC), mereka berhasil menciptakan tiga varietas unggul baru, yaitu Tipobio, Typonesiaraga, dan Binusantara 1. Keunggulan varietas ini terletak pada kandungan senyawa bioaktif yang lebih tinggi dibandingkan tanaman asalnya.
Menurut Prof. Dr. Nesti F. Sianipar, varietas unggul ini memiliki efektivitas 10 kali lipat sebagai bahan baku antikanker, khususnya kanker payudara. Ekstrak unggul keladi tikus Tipobio telah diuji pada sel kanker payudara (MCF-7) dan menunjukkan efek sitotoksisitas (merusak atau membunuh sel) yang signifikan. Ekstrak ini mampu memicu apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker dalam waktu 24 jam.
Harapan Baru Bagi Penderita Kanker Payudara
Inovasi ini tentu menjadi angin segar bagi masyarakat Indonesia yang masih berjuang melawan kanker, terutama kanker payudara. Saat ini, Binus University tengah bekerja sama dengan industri farmasi untuk memproduksi obat kanker berbahan keladi tikus dalam bentuk kapsul. Proses perizinan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sedang berjalan.
Diharapkan, obat kanker berbahan keladi tikus ini dapat segera beredar di pasaran dan memberikan harapan baru bagi penderita kanker payudara di Indonesia.