JAKARTA – Dunia kesehatan kembali dibuat waspada dengan kemunculan varian baru Covid-19 bernama Stratus (XFG), yang kini tengah dipantau ketat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Salah satu ciri khas varian ini adalah gejala awal berupa suara serak yang muncul tanpa alasan jelas.
Varian Stratus merupakan kombinasi dari dua sub-garis keturunan virus, LF.7 dan LP.8.1.2, dengan mutasi baru pada protein spike di posisi asam amino 478 dan 487. Perubahan ini diduga membuat varian ini lebih mudah menghindari respons antibodi tubuh.
Varian ini pertama kali mendominasi di India pada musim semi dan kini telah terdeteksi di 38 negara, termasuk Eropa dan Amerika Utara.
Data terbaru menunjukkan peningkatan signifikan varian Stratus. Lebih dari 22% sampel Covid-19 yang diperiksa pada akhir Mei berasal dari varian Stratus, naik drastis dari hanya 7,4% empat minggu sebelumnya.
Selain suara serak, gejala lain yang dilaporkan termasuk batuk kering, sakit tenggorokan, demam, nyeri otot, dan kelelahan. Gejala-gejala ini mirip dengan gejala Covid-19 pada umumnya. Meski demikian, hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa varian Stratus menyebabkan penyakit yang lebih parah atau tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan varian sebelumnya seperti JN.1 atau Nimbus.
Para dokter di India mencatat bahwa suara serak menjadi salah satu gejala yang paling sering dilaporkan oleh pasien yang terinfeksi varian ini.
WHO menegaskan bahwa vaksin Covid-19 yang saat ini tersedia masih efektif dalam mencegah gejala parah akibat varian Stratus. WHO berkomitmen untuk terus memantau perkembangan mutasi ini guna memastikan efektivitas vaksin tetap terjaga.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada, menerapkan protokol kesehatan, dan segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala yang tidak biasa, terutama suara serak yang tidak kunjung membaik.