Miliarder teknologi Elon Musk kembali melontarkan ide pembentukan partai politik ketiga di Amerika Serikat. Langkah ini dianggapnya sebagai cara untuk "memerdekakan diri" dari dominasi sistem dua partai yang selama ini mewarnai politik AS. Musk ingin partai baru ini menjadi penentu arah kebijakan, khususnya dalam isu-isu kontroversial.
Ide ini muncul bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan AS. Musk menanyakan pendapat pengikutnya di media sosial X tentang perlunya sebuah "Partai Amerika". Respon awal menunjukkan dukungan kuat, dengan mayoritas responden setuju dengan gagasan tersebut.
Musk berpendapat, partai baru ini tidak perlu ambisius menguasai banyak kursi di parlemen. Cukup fokus pada beberapa kursi kunci di Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat. Dengan margin tipis yang sering terjadi dalam pengambilan keputusan, beberapa kursi strategis sudah cukup untuk mempengaruhi hasil akhir dan memastikan undang-undang yang disahkan benar-benar mencerminkan aspirasi rakyat.
Sebelumnya, Musk melayangkan kritik tajam terhadap RUU yang didukung oleh Partai Republik. Ia bahkan menyebut mereka sebagai "Partai Babi" dan mengancam akan mendukung penantang mereka dalam pemilihan internal partai tahun depan.
Komentar Musk ini memicu reaksi dari mantan Presiden AS Donald Trump. Trump memperingatkan Musk agar fokus pada bisnisnya dan tidak ikut campur dalam urusan politik. Ia mengisyaratkan kemungkinan pemotongan subsidi untuk proyek-proyek Musk seperti peluncuran roket, satelit, dan produksi mobil listrik. Trump bahkan menyebut mata uang kripto DOGE, yang pernah dipromosikan Musk, untuk "memperhatikan hal ini". Trump menegaskan agar Musk tidak "bermain-main" dengannya.