Dinas Kesehatan Bantul mencatat peningkatan signifikan kasus leptospirosis hingga Juli 2025. Tercatat 160 kasus, melonjak drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, seluruh pasien berhasil ditangani dan tidak ada laporan kematian akibat penyakit ini.
Kabid P2P Dinkes Bantul menyampaikan bahwa angka kasus tahun ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 yang mencatat 147 kasus, dan 2024 yang hanya 56 kasus. Kenaikan ini menjadi perhatian serius dan memacu upaya pencegahan yang lebih intensif.
Dinkes Bantul terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta mendorong pengenalan dini gejala leptospirosis. Dengan demikian, penanganan medis dapat segera dilakukan.
Masyarakat juga diimbau untuk aktif menjaga kebersihan lingkungan guna menekan populasi tikus, vektor utama penyebaran penyakit ini. Sosialisasi dan edukasi gencar dilakukan terutama di wilayah dengan angka kasus leptospirosis yang tinggi.
Leptospirosis adalah penyakit bakteri yang menular melalui air atau tanah yang tercemar urine hewan, khususnya tikus. Gejala yang perlu diwaspadai antara lain demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, dan muntah. Jika tidak ditangani, leptospirosis dapat berkembang menjadi komplikasi serius.