Adhisty Zara, mantan anggota JKT48, berbagi cerita tentang dinamika hubungannya dengan sang ayah, Mario Saladin Akbar Kusumawardhana. Zara mengakui bahwa komunikasi antara dirinya dan ayahnya tidak selalu berjalan lancar, sebuah realita yang sering terjadi antara anak perempuan dan ayah.
Pengakuan ini muncul saat Zara membicarakan proyek film terbarunya yang bertema keluarga, "Bertaut Rindu." Dalam film ini, ia mengeksplorasi kompleksitas hubungan antara anak dan orang tua.
Zara menjelaskan bahwa intensitas komunikasinya dengan sang ayah terbatas, terutama karena kesamaan karakter yang keras di antara mereka.
"Hubungan aku dengan ayah memang tidak terlalu dekat karena sama-sama keras. Ayah itu tipe orang tua yang tegas dan punya gengsi," ungkap Zara di Jakarta Selatan.
Meski komunikasi tidak selalu mudah, Zara menegaskan bahwa hal itu tidak mengurangi rasa sayangnya kepada sang ayah. Baginya, kesulitan dalam berkomunikasi lebih disebabkan oleh perbedaan karakter.
"Bukannya tidak sayang, hanya saja kami sulit untuk berinteraksi secara dekat karena memang karakternya begitu," imbuhnya.
Berbeda dengan hubungannya dengan sang ibu, Sofia Yulinar, Zara merasa sangat dekat. Aktris berusia 22 tahun ini menggambarkan kedekatannya dengan ibunya sebagai sesuatu yang istimewa.
"Kalau sama Mama, alhamdulillah sangat dekat. Sama ayah, komunikasinya yang susah. Jadi ya, kurang lebih seperti itu," jelas Zara.
Pengalaman ini menjadi latar belakang Zara dalam mendalami perannya di film "Bertaut Rindu." Film ini memberikan perspektif baru tentang pentingnya hubungan antara anak dan orang tua.
Zara mengaku banyak belajar dari proses syuting film tersebut. Ia pun bertekad untuk memperbaiki hubungannya dengan keluarga, termasuk dengan kedua orang tuanya.