Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, Banten, meningkatkan upaya sosialisasi dan edukasi untuk mencegah penyebaran kasus Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS). Langkah ini diambil menyusul ditemukannya 83 kasus baru sepanjang tahun 2024, dimana mayoritas penderita adalah ibu rumah tangga.
Kegiatan sosialisasi dan edukasi pencegahan HIV/AIDS ini menyasar kelompok yang paling berisiko, seperti remaja (terutama pelajar), wanita usia produktif, dan ibu hamil. Selain memberikan informasi, Dinkes juga aktif melakukan pemeriksaan skrining pada kelompok-kelompok tersebut.
Tujuan utama dari inisiatif ini adalah untuk mencegah perilaku seks bebas dan penyalahgunaan narkoba, yang merupakan jalur utama penularan HIV/AIDS. Virus ini dapat menular melalui hubungan seksual tanpa pengaman, transfusi darah yang terkontaminasi, penggunaan jarum suntik bersama, serta dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. Dinkes berharap, dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat, penularan penyakit yang belum ada obatnya ini dapat ditekan.
Penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Lebak digambarkan seperti fenomena "gunung es," dimana banyak kasus yang tidak terdeteksi karena penderita tidak memeriksakan diri atau mencari pengobatan. Oleh karena itu, tindakan pencegahan dan penanggulangan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat menjadi sangat penting.
Pemerintah daerah mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama bertanggung jawab dalam menanggulangi penyebaran virus mematikan ini, baik melalui kampanye maupun sosialisasi yang ditujukan kepada kelompok rentan. Masyarakat diimbau untuk menjaga pola hidup sehat, dan para penderita HIV/AIDS disarankan untuk menghindari hubungan seksual dengan pasangan agar tidak menambah jumlah kasus baru.
Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Lebak akan mendapatkan pengobatan Anti Retro Viral (ARV) secara gratis. Pengobatan ini harus dilakukan secara rutin dan berkelanjutan agar efektif dalam menekan perkembangan virus dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Terapi ARV dapat membantu mempertahankan hidup para penderita HIV/AIDS.