Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berjudul "From Economy of Occupation to Economy of Genocide" mengungkap dugaan keterlibatan sejumlah perusahaan besar dunia dalam tindakan genosida yang terjadi di Gaza, Palestina. Laporan ini menyoroti bagaimana sektor korporasi berperan dalam menopang proyek kolonial Israel di wilayah pendudukan, mulai dari dukungan militer hingga ekonomi.
Keterlibatan perusahaan-perusahaan ini tidak hanya terbatas pada penyediaan teknologi atau logistik, tetapi juga mencakup pendanaan dan investasi yang memperkuat sistem apartheid, penjajahan, hingga genosida. Laporan ini menekankan perlunya pengawasan dan akuntabilitas untuk mengakhiri genosida dan membongkar sistem global yang memungkinkannya.
Daftar Perusahaan yang Terlibat:
Perusahaan Teknologi: Penyedia Sistem Pengawasan dan Militer
Sejumlah perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat seperti IBM, Google (Alphabet), Amazon, Microsoft, dan Palantir disebut memasok teknologi pengawasan, pengumpulan data, serta kecerdasan buatan yang digunakan oleh militer dan lembaga keamanan Israel.
- IBM: Mengelola basis data biometrik warga Palestina melalui kerja sama dengan otoritas imigrasi Israel.
- Google dan Amazon: Menandatangani kontrak infrastruktur cloud senilai US$1,2 miliar untuk mendukung sistem militer dan pengawasan Israel.
- Microsoft: Menyediakan sistem komputasi yang terintegrasi dengan militer dan kepolisian sejak awal 2000-an.
- Palantir: Menyediakan teknologi intelijen dan pemetaan target untuk operasi militer Israel.
Sektor Militer: Pemasok Persenjataan
Perusahaan pertahanan seperti Lockheed Martin dan Leonardo S.p.A disebut sebagai pemasok utama persenjataan, termasuk jet tempur F-35 dan F-16 yang digunakan untuk menyerang Gaza sejak Oktober 2023. Caterpillar Inc. juga dituduh menyediakan buldoser militer yang digunakan dalam penghancuran massal bangunan di Gaza, termasuk rumah, rumah sakit, dan tempat ibadah.
Energi, Infrastruktur, dan Pariwisata: Ikut Berperan
Perusahaan seperti Chevron, Glencore, Drummond Company hingga BP dituding terlibat dalam penyediaan energi yang mendukung operasi militer Israel, termasuk pasokan batu bara dan gas. Perusahaan alat berat seperti HD Hyundai, Doosan, dan Volvo disebut memasok alat penghancur yang digunakan untuk meratakan permukiman Palestina. Platform pariwisata Booking.com dan Airbnb dilaporkan mempromosikan properti di pemukiman ilegal Israel, dengan keuntungan signifikan selama periode konflik.
Lembaga Keuangan dan Investor Global: Penopang Finansial
Laporan ini menyoroti peran lembaga keuangan global yang membeli obligasi pemerintah Israel yang digunakan untuk membiayai anggaran militer. BNP Paribas dan Barclays disebut menjamin obligasi negara Israel. Raksasa investasi seperti BlackRock, Vanguard, dan Allianz PIMCO disebut menyalurkan miliaran dolar ke obligasi Israel dan saham perusahaan yang terlibat dalam genosida.
PBB menekankan pentingnya akuntabilitas sektor swasta dalam kasus pelanggaran HAM berat. Tekanan internasional terhadap perusahaan-perusahaan tersebut diperkirakan akan meningkat, termasuk potensi boikot konsumen dan desakan divestasi dari investor etis.