Jakarta – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan kekesalannya usai menerima panggilan telepon dari Presiden Rusia, Vladimir Putin, terkait konflik Rusia-Ukraina. Percakapan tersebut tampaknya tidak membuahkan hasil yang diharapkan.
Trump menyatakan Putin bersikeras untuk meneruskan operasi militer di Ukraina. "Ini situasi yang rumit. Saya sangat kecewa dengan panggilan telepon dari Presiden Putin. Dia ingin melanjutkannya, terus membunuh orang. Ini tidak baik," ujar Trump.
Panggilan telepon yang terjadi pada Kamis (3/7) lalu, berlangsung selama hampir satu jam. Dalam percakapan tersebut, Putin menegaskan Moskow tidak akan "menyerah" pada tujuan yang telah ditetapkan di Ukraina.
Pembicaraan ini terjadi di tengah upaya mediasi yang dipimpin oleh AS untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun. Trump merasa frustrasi karena upaya AS untuk mengakhiri pertempuran belum membuahkan hasil yang signifikan.
"Presiden kami menyatakan bahwa Rusia akan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, yaitu menghilangkan akar penyebab yang menyebabkan situasi saat ini," kata seorang pejabat Kremlin, Yuri Ushakov. Ia menambahkan, "Rusia tidak akan menyerah pada tujuan ini."
Kendati demikian, Putin menyampaikan kepada Trump bahwa Moskow akan tetap berpartisipasi dalam negosiasi. "Ia juga membahas kesiapan pihak Rusia untuk meneruskan proses negosiasi," ujar Ushakov. "Vladimir Putin menyatakan bahwa kami terus mencari solusi politik yang dinegosiasikan untuk konflik tersebut," imbuhnya.
Moskow selama beberapa bulan terakhir menolak usulan gencatan senjata yang diajukan oleh AS di Ukraina.
Kremlin juga mengungkapkan bahwa Putin "menekankan" kepada Trump perlunya penyelesaian semua konflik di Timur Tengah melalui jalur diplomasi, menyusul serangan AS terhadap fasilitas nuklir di Iran.