Perairan Selat Bali menjadi saksi bisu tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, menyisakan duka dan perjuangan hidup. Salah seorang penumpang yang selamat menggambarkan pengalamannya sebagai "pertaruhan dengan maut".
Eka Toniansyah, dengan segenap kekuatan, berjuang menyelamatkan diri sekaligus menolong ayahnya. "Saya peluk tubuh bapak saat diterjang ombak. Namun, bapak sudah tiada," ungkap Eka di kediamannya di Kalipuro, Banyuwangi.
Detik-detik Mencekam:
Eka dan ayahnya berada di ruang penumpang ketika kapal mulai oleng. Tanpa peringatan dari petugas, kapal miring dengan cepat. Bersama, mereka meraih pelampung dan berpegangan pada geladak kapal. "Tidak ada pemberitahuan saat kapal miring. Penumpang lain mencari pelampung sendiri. Bapak sempat saya pakaikan pelampung, tetapi takdir berkata lain," tutur Eka.
Pelukan Terakhir di Tengah Ombak:
Saat kapal tenggelam, Eka dan ayahnya terperangkap dalam pusaran air. Eka memeluk erat ayahnya saat mereka ‘ditelan’ ombak. Meski ayahnya telah meninggal, Eka tak melepaskan genggamannya. Ia terapung selama lima jam sebelum akhirnya diselamatkan.
Ditemukan Nelayan:
Eka dan jenazah ayahnya ditemukan oleh nelayan setelah terombang-ambing di laut. Mereka kemudian dibawa ke Pelabuhan ASDP Ketapang dari Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Duka Mendalam:
Misatun, istri dari Eko Satriyo, merasakan duka mendalam. Sang suami bekerja sebagai sopir truk, dan Eka menjadi keneknya. Pada malam nahas itu, mereka berangkat membawa material semen ke Singaraja, Bali. Pertemuan itu menjadi perpisahan terakhir.
Misatun mengenang suaminya sebagai sosok yang perhatian. Eko selalu mengingatkannya untuk shalat dan mengirimkan obat untuk penyakit diabetes yang dideritanya. Pesan terakhir Eko, "istriku sayang, ee aku minta maaf," menjadi kenangan pahit yang tak terlupakan.
Pencarian Korban:
Tim SAR gabungan terus berupaya mencari korban yang belum ditemukan. Hingga kini, puluhan orang telah dievakuasi, terdiri dari penyintas dan korban meninggal dunia. Pencarian diperluas dengan mengerahkan belasan kapal, helikopter, dan peralatan pencarian di dalam laut. Cuaca buruk menjadi kendala utama dalam operasi pencarian.
Kronologi Kejadian:
KMP Tunu Pratama Jaya berangkat dari Pelabuhan Ketapang dan mengirimkan panggilan darurat tak lama kemudian. Petugas melihat kapal tersebut tenggelam beberapa saat setelah panggilan darurat.
Pemerintah berkomitmen untuk menginvestigasi penyebab kecelakaan ini dan mencegah terulangnya kejadian serupa. Fokus utama saat ini adalah proses pencarian dan penyelamatan korban.