Perjalanan Francesco "Pecco" Bagnaia menuju puncak dunia balap motor MotoGP adalah kisah inspiratif yang tak lepas dari dukungan keluarga, terutama ayahnya, Pietro Bagnaia. Dalam wawancara yang penuh kehangatan, Pietro mengungkapkan perjalanan putranya dari masa kanak-kanak hingga meraih gelar Juara Dunia.
Pietro menggambarkan Pecco sebagai anak yang baik, bertanggung jawab, dan pendiam. Sejak usia tiga tahun, Pecco sudah memiliki tekad bulat untuk menjadi pembalap motor. Awalnya, Pietro menolak cita-cita tersebut, namun sang ibu melihat kesungguhan Pecco dan meyakinkan Pietro untuk memberikan kesempatan.
Akhirnya, mereka pergi ke sirkuit di Cuneo, dan Pecco mencoba motor mini. Kecintaannya pada dunia balap langsung terpancar, dan sejak saat itu, dimulailah perjalanan panjangnya.
Kemenangan Pecco di Kejuaraan Dunia Moto2 menjadi momen tak terlupakan bagi keluarga Bagnaia. Pietro merasa bangga dan terharu karena kerja keras, keyakinan, dan kepercayaan mereka terbayar lunas. Ketika Pecco meraih gelar Juara Dunia MotoGP, perasaan itu seperti mimpi yang menjadi kenyataan.
Menurut Pietro, salah satu keistimewaan Pecco sebagai pembalap adalah kemampuan berpikirnya yang rasional. Pecco mampu bersabar, tidak mudah putus asa, dan selalu mempelajari balapan dengan seksama. Ia bukan tipe pembalap yang impulsif dan memiliki etos kerja yang tinggi.
Peran Marc Marquez dalam Perkembangan Pecco
Pietro mengungkapkan bahwa Marc Marquez memiliki peran penting dalam perkembangan Pecco. Marquez menjadi panutan bagi Pecco, terutama di masa-masa sulit ketika mengalahkannya terasa mustahil. Pecco melihat Marquez sebagai tolok ukur, seseorang yang mampu mendorong diri hingga batas kemampuan.
"Marquez bukan hanya saingan, tetapi juga cermin bagi Pecco," ujar Pietro. Persaingan dengan Marquez memotivasi Pecco untuk terus berkembang dan mencapai levelnya saat ini. "Terkadang musuh terbaik juga merupakan guru terbaik," tambahnya.
Di luar lintasan, Pecco adalah pribadi yang sederhana, pendiam, dan sangat dekat dengan keluarga. Ia tidak suka menjadi pusat perhatian dan lebih memilih menghabiskan waktu bersama teman-teman terdekat dan keluarganya.
Sebagai penutup, Pietro memberikan saran kepada orang tua yang memiliki anak dengan minat di dunia balap motor. Ia menekankan pentingnya mendengarkan anak, tidak memaksakan kehendak, tetapi juga tidak menghalangi jika anak benar-benar menginginkannya. Ia juga mengingatkan bahwa akan ada banyak pengorbanan yang harus dilakukan, tetapi semua itu akan sepadan jika anak memiliki semangat yang besar.