Bantul, DI Yogyakarta – Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap demam berdarah dengue (DBD) seiring dengan peningkatan kasus yang signifikan. Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) menjadi kunci utama dalam menekan penyebaran penyakit mematikan ini.
Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam PSN. "PSN adalah upaya paling efektif untuk mengendalikan DBD. Oleh karena itu, kolaborasi seluruh elemen masyarakat sangat dibutuhkan," ujarnya.
Data dari Dinkes Bantul mencatat 453 kasus DBD terjadi sejak Januari hingga awal Juli 2025. Meskipun demikian, belum ada laporan mengenai kasus kematian akibat DBD di wilayah ini.
Selain upaya penyebaran nyamuk Wolbachia, Dinkes Bantul menekankan bahwa PSN dengan fokus mengurangi tempat perkembangbiakan nyamuk adalah langkah krusial. Masyarakat diimbau untuk secara rutin membersihkan lingkungan sekitar dari genangan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti.
Musim kemarau basah, dengan curah hujan yang tidak terduga, menjadi faktor pemicu peningkatan kasus DBD. Pada Jumat, 4 Juli lalu, tercatat 14 orang terinfeksi DBD dan harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, kasus DBD di Bantul mengalami peningkatan. Sebagai perbandingan, selama delapan bulan dari Januari hingga Agustus 2024, tercatat 383 kasus DBD. Lonjakan kasus pada awal tahun 2025 menjadi kontributor utama peningkatan ini.
Kondisi cuaca yang tidak menentu, dengan hujan yang sering terjadi di musim kemarau, menciptakan kondisi ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Genangan air menjadi tempat perindukan yang sempurna bagi nyamuk penyebab DBD. Oleh karena itu, kesadaran dan tindakan nyata dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk menekan angka kasus DBD di Bantul.