Dompet Bitcoin Era Satoshi Bangkit, 80.000 BTC Bergerak, Harga Bitcoin Anjlok

Kejutan besar melanda pasar kripto! Delapan dompet Bitcoin yang telah lama tertidur sejak era awal Bitcoin, tiba-tiba aktif kembali pada Jumat, 4 Juli 2025. Aksi ini memicu pergerakan lebih dari 80.000 BTC, menyebabkan guncangan harga dan kepanikan di kalangan investor.

Data menunjukkan bahwa kedelapan dompet yang tidak aktif sejak tahun 2011 itu secara serentak memindahkan 80.009 BTC, senilai US$8,69 miliar atau sekitar Rp140,7 triliun, ke sejumlah alamat baru yang belum diketahui. Dua transaksi terbesar mencatat masing-masing 40.000 BTC, dengan nilai sekitar US$4,35 miliar atau Rp70 triliun.

Selama lebih dari satu dekade, dompet-dompet ini tidak menunjukkan aktivitas apa pun. Koin-koin tersebut seolah ditinggalkan oleh pemilik aslinya yang masih menjadi misteri. Kebangkitan dompet-dompet kuno ini sontak menjadi perbincangan hangat di komunitas kripto.

Dua dompet pertama yang aktif berasal dari April 2011, saat harga Bitcoin masih sangat rendah, hanya sekitar US$0,78. Saat itu, nilai 20.000 BTC hanya sekitar US$7.800, namun kini melonjak menjadi US$2,18 miliar. Enam dompet lainnya mulai menyimpan Bitcoin sejak Mei 2011, ketika harga sudah naik menjadi US$3,37. Nilai Bitcoin pada saat itu sekitar US$202.000, namun kini mencapai US$6,52 miliar.

Perpindahan Bitcoin Era Satoshi Terbesar dalam Sehari

Menariknya, seluruh koin tersebut tidak dikirim ke bursa (exchange), melainkan ke dompet baru yang anonim. Hal ini menimbulkan berbagai spekulasi. Apakah pemiliknya hanya ingin mengamankan aset, mendistribusikan ulang asetnya, atau sedang bersiap untuk aksi yang lebih besar seperti investasi ke protokol baru atau bahkan penjualan besar-besaran?

Perpindahan Bitcoin era Satoshi ini merupakan yang terbesar dalam satu hari selama lebih dari 10 tahun terakhir. Sebagian koin bahkan dapat ditelusuri kembali ke hadiah blok penambang awal.

Bitcoin Terjun Bebas ke US$107.000

Aksi pemindahan besar-besaran ini berdampak langsung pada harga Bitcoin. Dari puncaknya di US$110.000, BTC sempat anjlok ke level US$107.200 dalam waktu kurang dari 24 jam, turun sekitar 1,3%. Meskipun sempat pulih ke kisaran US$108.100, sentimen negatif ini menyeret harga altcoin, seiring investor mencoba mencerna dampak potensial dari kebangkitan dompet legendaris ini.

Jika harga Bitcoin kembali menembus ke bawah US$108.000, tren penurunan bisa berlanjut, bahkan berpotensi menembus support psikologis di US$100.000 hingga ke area US$96.000. Pasar kripto kini tengah menanti langkah selanjutnya dari pemilik dompet-dompet Bitcoin era Satoshi ini.

Scroll to Top