Perang di Gaza yang berkepanjangan memicu gelombang protes dari kalangan tentara cadangan Israel. Mereka menyerukan penghentian konflik demi keselamatan sandera yang masih ditawan. Lebih dari 250 anggota militer menandatangani surat terbuka yang menyatakan perang tersebut lebih mengutamakan kepentingan politik dan pribadi daripada keamanan negara.
Para tentara, termasuk dari unit intelijen elit 8200, mengkritik rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menumpas Hamas dan membebaskan sandera. Mereka menilai kelanjutan perang hanya akan memperburuk situasi dan menimbulkan lebih banyak korban jiwa, baik dari pihak sandera, tentara, maupun warga sipil tak berdosa.
Surat tersebut menyoroti bahwa pemerintah dianggap gagal bertanggung jawab atas krisis yang terjadi dan tidak memiliki solusi yang jelas. Para tentara bergabung dengan seruan publik untuk segera mengambil tindakan demi memulangkan sandera dan mengakhiri pertempuran.
Sebelumnya, ratusan pensiunan angkatan udara dan tentara cadangan juga menyampaikan protes serupa, menekankan bahwa perang lebih didorong oleh ambisi politik pribadi daripada kepentingan keamanan.
Korps cadangan memegang peranan penting dalam kekuatan militer Israel, terutama dalam konflik yang berkepanjangan. Meningkatnya gelombang protes di kalangan ini berpotensi memengaruhi kemampuan militer Israel dalam menjalankan operasi agresif di Gaza.
Meskipun mengkritik kelanjutan perang, para penandatangan surat tersebut tidak menolak untuk bertugas. Namun, militer Israel telah memecat beberapa tentara cadangan angkatan udara yang menandatangani surat protes, dan sedang menyelidiki lebih lanjut keterlibatan anggota militer lainnya.
Komandan Angkatan Udara Israel mengecam surat protes tersebut karena dianggap merusak kepercayaan dan kohesi internal pasukan. Netanyahu juga merespons dengan menyebut para penulis surat sebagai minoritas kecil yang dipengaruhi oleh organisasi yang didanai asing dengan tujuan menggulingkan pemerintahan.
Meskipun Netanyahu meremehkan dampak protes tersebut, survei menunjukkan bahwa mayoritas warga Israel mendukung penghentian perang demi membebaskan sandera yang tersisa.
Langkah-langkah penanggulangan protes ini tampaknya bertujuan untuk meredam ketidakpuasan yang semakin meningkat di kalangan tentara dan mencegah terulangnya peristiwa tahun 2023, ketika sejumlah tentara menolak bertugas sebagai bentuk protes terhadap reformasi peradilan yang diusulkan Netanyahu.
Meskipun sebagian besar tentara cadangan menjawab panggilan tugas setelah serangan 7 Oktober, persatuan di masa perang mulai goyah seiring dengan berlarut-larutnya konflik.