Israel Tolak Syarat Gencatan Senjata Hamas, Negosiasi Lanjut di Doha

GAZA – Israel menolak usulan perubahan yang diajukan Hamas terhadap rancangan kesepakatan gencatan senjata di Gaza, namun sepakat melanjutkan perundingan tidak langsung di Doha. Tim negosiasi Israel dijadwalkan terbang ke Qatar untuk putaran perundingan selanjutnya dengan kelompok pejuang Palestina tersebut.

Sebelumnya, proposal gencatan senjata selama 60 hari telah diajukan, mengharapkan tanggapan positif dari kedua belah pihak. Hamas kemudian menanggapi dengan menyampaikan kesiapan untuk memulai perundingan baru demi menerapkan kerangka gencatan senjata, namun dengan beberapa amandemen.

Beberapa poin yang diajukan Hamas termasuk perundingan tentang gencatan senjata permanen selama masa jeda 60 hari, pemulihan penuh bantuan PBB (bukan melalui Yayasan Kemanusiaan Gaza yang didukung AS dan Israel), dan penarikan pasukan Israel ke posisi sebelum bulan Maret.

Kantor Perdana Menteri Israel menyatakan bahwa perubahan yang diajukan Hamas tidak dapat diterima. Meskipun demikian, Perdana Menteri telah menginstruksikan timnya untuk tetap menghadiri perundingan lanjutan di Qatar.

Selain itu, Perdana Menteri Israel diperkirakan akan mengunjungi Washington untuk bertemu dengan Presiden AS membahas situasi di Gaza, Iran, serta isu-isu regional lainnya.

Sebelumnya, optimisme sempat muncul terkait tercapainya kesepakatan. Draf kesepakatan mencakup ketentuan bahwa utusan AS untuk Timur Tengah akan melakukan perjalanan ke wilayah tersebut untuk menyelesaikan perjanjian.

Pemerintah Israel berulang kali menolak kesepakatan apa pun yang memungkinkan Hamas tetap memegang kendali atas Gaza. Kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera sebelumnya, yang mencakup proses tiga fase yang diakhiri dengan gencatan senjata permanen dan penarikan penuh Israel, gagal terwujud karena penolakan Israel untuk memulai perundingan mengakhiri perang.

Perdana Menteri Israel menegaskan kembali bahwa Hamas harus menyerah, melucuti senjata, dan meninggalkan Gaza – persyaratan yang terus ditolak oleh Hamas.

Konflik bermula dari serangan Hamas di Israel selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 250 orang. Respons militer Israel telah menewaskan sedikitnya 57.000 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil.

Keluarga para sandera terus menggelar protes di seluruh Israel, mendesak pemerintah untuk segera menuntaskan gencatan senjata dan memulangkan para sandera.

Scroll to Top