Pertemuan puncak negara-negara anggota BRICS akan berlangsung di Brasil minggu ini, namun tanpa kehadiran Presiden Tiongkok, Xi Jinping. Ini adalah kali pertama Xi absen dari agenda penting tersebut, padahal selama ini ia menjadikan BRICS sebagai platform untuk menyeimbangkan kembali kekuatan global.
Awalnya, BRICS terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Sejak 2024, keanggotaannya meluas hingga mencakup Mesir, Uni Emirat Arab, Ethiopia, Indonesia, dan Iran.
Ketidakhadiran Xi terjadi pada momen krusial, di mana beberapa anggota BRICS tengah menghadapi tenggat waktu 9 Juli untuk bernegosiasi terkait tarif yang akan diberlakukan oleh Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. Ketidakpastian ekonomi global akibat perubahan kebijakan perdagangan AS menempatkan kelompok ini di bawah tekanan untuk menunjukkan solidaritas. Sebagai penggantinya, Xi menunjuk Perdana Menteri Li Qiang untuk mewakili Tiongkok di Brasil.
Selain Xi, Presiden Rusia Vladimir Putin juga diperkirakan hanya akan berpartisipasi secara virtual, serupa dengan KTT BRICS di Afrika Selatan pada tahun 2023. Hal ini disebabkan Brasil, seperti Afrika Selatan, merupakan negara penandatangan Statuta Roma Pengadilan Kriminal Internasional, sehingga berpotensi menangkap Putin yang dituduh melakukan kejahatan perang di Ukraina.
Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto dipastikan hadir dalam KTT ini. Delegasi dari negara-negara mitra BRICS, termasuk yang berminat bergabung, juga turut diundang. Status keanggotaan penuh Arab Saudi masih belum dipastikan.
BRICS, yang diluncurkan pada 2009, memposisikan diri sebagai alternatif bagi negara-negara berkembang terhadap negara-negara ekonomi maju utama di Group of Seven (G7). Di awal tahun ini, Presiden Brasil Lula da Silva mengusulkan peningkatan opsi pembayaran untuk mengurangi kerentanan dan biaya. Rusia juga mendorong pengembangan sistem pembayaran lintas batas saat menjadi tuan rumah BRICS.
Namun, isu yang tampaknya tidak akan dibahas adalah mata uang BRICS, gagasan yang diusulkan oleh Lula pada 2023 yang menuai kritik dari Trump, meskipun para pemimpin BRICS lainnya belum mengindikasikan bahwa hal tersebut menjadi prioritas kelompok.