Absennya Xi Jinping di KTT BRICS: Pertanda Apa Bagi Kekuatan Global?

Pertemuan puncak BRICS, aliansi ekonomi negara berkembang terkemuka, dimulai tanpa kehadiran tokoh sentral: Presiden China, Xi Jinping. Absennya Xi, yang selama ini menjadikan BRICS sebagai wadah strategis untuk menyeimbangkan kembali kekuatan global, menimbulkan pertanyaan besar.

Ini adalah kali pertama dalam satu dekade lebih masa jabatannya, Xi absen dari pertemuan tahunan para pemimpin BRICS. Ketidakhadirannya terjadi di tengah momen krusial bagi BRICS, yang kini beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Uni Emirat Arab, Ethiopia, Indonesia, dan Iran.

Alasan di Balik Ketidakhadiran Xi

Beberapa faktor mungkin menjadi penyebab absennya Xi:

  1. Fokus pada Tantangan Domestik: China menghadapi tantangan ekonomi signifikan akibat ketegangan dagang dengan Amerika Serikat. Para pemimpin China sedang fokus merumuskan strategi ekonomi untuk lima tahun ke depan, menjelang pertemuan politik penting tahun ini.

  2. Peran Li Qiang: Xi mengirimkan Li Qiang, pejabat nomor duanya, untuk menggantikannya. Hal ini menunjukkan bahwa China tetap memandang BRICS sebagai platform penting, meskipun Xi tidak hadir secara langsung.

  3. Putin yang Hadir Secara Virtual: Sekutu dekat China, Vladimir Putin dari Rusia, juga hadir melalui tautan video. Brasil, sebagai tuan rumah, terikat dengan statuta Pengadilan Kriminal Internasional, yang mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin.

Implikasi bagi BRICS dan Kekuatan Global

Ketidakhadiran Xi dapat diinterpretasikan sebagai:

  1. Hilangnya Kesempatan: Xi kehilangan kesempatan untuk menampilkan China sebagai pemimpin alternatif yang stabil di mata negara-negara berkembang, terutama di tengah kebijakan "America First" yang diterapkan AS.

  2. Solidaritas yang Diuji: Anggota BRICS menghadapi tenggat waktu negosiasi tarif dengan AS dan ketidakpastian ekonomi global. Absennya Xi menempatkan BRICS di bawah tekanan untuk menunjukkan solidaritas.

Agenda BRICS Tanpa Xi

Meski tanpa Xi, BRICS tetap akan fokus pada isu-isu penting:

  1. Memperkuat Kerja Sama Energi: Mendorong hubungan energi antara China dan anggota BRICS yang merupakan eksportir minyak utama.

  2. Mendorong Penggunaan Mata Uang Lokal: Memperluas penggunaan mata uang lepas pantai dan digital China dalam perdagangan antar anggota.

  3. Mendukung Dedolarisasi: Mendorong penggunaan mata uang nasional untuk perdagangan dan keuangan, menjauh dari dominasi dolar AS.

Indonesia dalam BRICS

Kehadiran Prabowo Subianto dari Indonesia di KTT BRICS menandai resminya keanggotaan Indonesia. Ini menjadi momen penting bagi Indonesia untuk berkontribusi dalam agenda BRICS dan memperkuat posisinya di kancah global.

Tantangan dan Peluang BRICS

BRICS, dengan keanggotaan yang beragam, menghadapi tantangan dalam menyelaraskan pandangan dan mencapai konsensus. Namun, BRICS juga memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan penyeimbang dalam tatanan global yang semakin multipolar.

Absennya Xi Jinping di KTT BRICS menjadi sorotan, tetapi BRICS tetap menjadi platform penting bagi negara-negara berkembang untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan politik. Bagaimana BRICS akan menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang tanpa kehadiran Xi? Waktu yang akan menjawab.

Scroll to Top