Perawat Sukabumi Garda Depan Cegah Tuberkulosis dan HIV

Kota Sukabumi menggencarkan upaya pencegahan Tuberkulosis (TB) dan HIV sebagai penyakit kronis yang memengaruhi kesehatan keluarga. Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPD PPNI) Kota Sukabumi menggelar seminar kesehatan bertajuk serupa, pada Selasa, 1 Juli 2025 di Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI). Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian seminar yang melibatkan kolaborasi tiga perguruan tinggi kesehatan terkemuka di Sukabumi.

Rektor UMMI, Reny Sukmawani, dalam sambutannya mengapresiasi sinergi antara lembaga pendidikan tinggi dan organisasi profesi kesehatan. Kolaborasi ini dinilai penting dalam meningkatkan pemahaman serta kemampuan masyarakat terkait isu kesehatan yang krusial.

Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, hadir sebagai pembicara utama. Ia menegaskan peran vital tenaga kesehatan, terutama perawat, dalam menyukseskan program nasional eliminasi penyakit menular seperti TB dan HIV/AIDS. Menurutnya, perawat bukan hanya ujung tombak pelayanan kesehatan, tetapi juga penggerak perubahan yang mampu mengedukasi dan memotivasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap tindakan pencegahan penyakit.

Ketua DPD PPNI Kota Sukabumi, Erna Hanafiyah, menekankan bahwa seminar ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat peran perawat dalam penanggulangan TB dan HIV. Ia menambahkan, perawat memiliki tanggung jawab besar dalam mengedukasi, mencegah, serta mendeteksi dini penyakit tersebut di masyarakat.

Program "Perawat Mengajar Bersinergi Lawan TBC" diluncurkan untuk memperkuat komitmen perawat dalam mendukung pembangunan kesehatan nasional. DPD PPNI berharap kegiatan ini menjadi agenda tahunan dalam memperingati Hari Perawat Internasional.

Seminar ini menghadirkan Dena Yuliavina, Kepala Puskesmas Cikundul, yang memberikan perspektif praktis dari lapangan mengenai tantangan dan strategi penanganan TB dan HIV di fasilitas pelayanan primer. Teten Tresnawan, Dosen STIKes Sukabumi, membahas peran penting keluarga dalam merawat penderita TB dan HIV, menyoroti dukungan emosional, edukatif, dan praktis yang diberikan keluarga kepada pasien. Diskusi dipandu oleh Davi Sundari, Dosen Politeknik Kesehatan Yabkesbi.

Teten Tresnawan menegaskan bahwa keluarga memiliki peran mendasar dalam proses penyembuhan pasien TB dan HIV. Selain sebagai pendamping pengobatan, keluarga juga berperan sebagai pemberi dukungan emosional dan edukasi berkelanjutan, serta mencegah diskriminasi dan stigma.

Seminar yang terbuka untuk umum ini dihadiri oleh mahasiswa keperawatan, mahasiswa dari program studi lain, serta masyarakat umum. DPD PPNI berharap peserta memperoleh pemahaman mendalam tentang pencegahan, deteksi dini, dan manajemen TB dan HIV berbasis bukti ilmiah serta mampu mengimplementasikan protokol standar nasional dalam praktik keperawatan.

Scroll to Top