Bantul menghadapi ancaman serius leptospirosis. Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul mencatat lonjakan kasus yang signifikan sejak Januari hingga awal Juli 2025, dengan 168 orang terinfeksi dan dua dilaporkan meninggal dunia. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala Dinkes Bantul, Agus Tri Widyantara, menyatakan bahwa peningkatan kasus leptospirosis ini cukup mencolok dibandingkan tahun 2024 yang hanya mencatat 56 kasus dan 2023 dengan 147 kasus. Penyebaran penyakit ini pun meluas di berbagai wilayah.
Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang banyak ditemukan pada urine atau darah hewan yang terinfeksi, terutama tikus dan hewan pengerat lainnya. Penyakit ini tidak hanya mengancam petani, tetapi juga masyarakat umum, terutama jika lingkungan sekitar kurang terjaga kebersihannya. Banyak kasus ditemukan di sekitar pekarangan rumah warga.
Gejala awal leptospirosis meliputi demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri otot, dan mata merah. Jika tidak segera diobati, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bantul, Samsu Aryanto, menekankan pentingnya kewaspadaan bersama mengingat lonjakan kasus ini. Ia mengimbau masyarakat untuk lebih disiplin dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mengenali gejala sejak dini.
Langkah-langkah pencegahan yang disarankan meliputi menjaga kebersihan lingkungan, menghindari kontak langsung dengan air atau tanah yang berpotensi terkontaminasi bakteri, serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Masyarakat diimbau untuk berhati-hati, terutama saat beraktivitas di area persawahan atau tempat lembap lainnya. Setelah beraktivitas di luar rumah, disarankan untuk segera membersihkan diri, mencuci tangan, mandi, dan menutup luka terbuka.
Dinkes Bantul terus melakukan penyuluhan di wilayah-wilayah yang rawan kasus. Diharapkan upaya preventif ini dapat menekan penyebaran leptospirosis.
Jika mengalami gejala leptospirosis, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.