Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, akhirnya tampil di hadapan publik pada 5 Juli 2025, setelah absen selama perang udara antara Iran dan Israel yang dimulai pada 13 Juni. Kemunculannya ini bertepatan dengan peringatan Ashura, hari penting bagi umat Muslim Syiah.
Ketidakhadiran Khamenei sebelumnya memicu spekulasi, dengan laporan yang menyebutkan bahwa ia dievakuasi ke lokasi yang lebih aman setelah serangan udara Israel menargetkan fasilitas nuklir Iran. Serangan tersebut mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, termasuk tokoh militer dan ilmuwan nuklir terkemuka.
Dalam video yang beredar, Khamenei disambut meriah oleh kerumunan orang yang melantunkan pujian saat ia memasuki aula yang sering digunakan untuk acara kenegaraan resmi.
Sebelumnya, selama 12 hari konflik berlangsung, Khamenei hanya menyampaikan pesan melalui rekaman video. Pada 26 Juni, ia menegaskan bahwa Iran tidak akan menyerah pada tekanan internasional, termasuk desakan dari Presiden AS Donald Trump.
Konflik ini dipicu oleh serangan udara besar-besaran Israel terhadap infrastruktur nuklir dan pangkalan militer Iran pada 13 Juni. Iran membalas dengan meluncurkan rudal ke wilayah militer dan perkotaan Israel. Eskalasi berlanjut dengan keterlibatan Amerika Serikat pada 22 Juni, yang menyerang fasilitas nuklir Iran.
Ketegangan ini menandai krisis terparah bagi Iran sejak perang Iran-Irak pada dekade 1980-an dan menjadi perhatian utama dunia internasional yang mendesak deeskalasi segera untuk mencegah meluasnya konflik di kawasan tersebut.