Tim Nasional Putri Indonesia harus menelan pil pahit setelah gagal melaju ke putaran final Piala Asia Wanita 2026. Kekalahan tipis 1-2 dari Taiwan dalam laga penentu di Grup C Kualifikasi menjadi akhir dari harapan mereka. Pertandingan yang digelar di Stadion Sport Center Kelapa Dua, Tangerang, menyaksikan perjuangan Garuda Pertiwi yang belum membuahkan hasil.
Taiwan berhasil membuka skor di menit ke-20 melalui Su Yu-Hsuan. Timnas Indonesia sempat menyamakan kedudukan lewat gol Helsya Maeisyaroh di menit ke-48. Namun, Liu Yu-Chiao memastikan kemenangan Taiwan di menit ke-75. Hasil ini menempatkan Timnas Putri Indonesia di posisi ketiga klasemen akhir Grup C dengan tiga poin, hasil dari satu kemenangan dan dua kekalahan. Taiwan, dengan kemenangan ini, mengamankan tiket ke Piala Asia Wanita untuk yang ke-15 kalinya.
Usai pertandingan, para pemain Timnas Putri Indonesia menyampaikan pesan penting kepada Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Mereka membentangkan spanduk yang mempertanyakan kelanjutan Liga 1 Putri yang telah vakum sejak 2019. Aksi ini menunjukkan kepedulian dan keresahan para pemain terhadap perkembangan sepak bola putri di Indonesia. Spanduk tersebut sempat dirampas, namun pesan yang ingin disampaikan telah tersampaikan.
Ketiadaan Liga Putri menjadi kendala besar bagi perkembangan Timnas Putri Indonesia. Kompetisi domestik yang minim menghambat pembinaan pemain dan pengembangan kualitas permainan. Padahal, kompetisi reguler sangat penting untuk menjaga ritme bertanding, memperkuat mental, dan menemukan bibit-bibit muda potensial. Liga 1 Putri pertama kali digelar pada 2019 dan mendapat sambutan positif. Sayangnya, kompetisi ini tidak berlanjut karena berbagai kendala, termasuk pandemi COVID-19.
Timnas Putri Indonesia sempat mencatatkan sejarah dengan lolos ke Piala Asia Wanita 2022. Meski mengalami kekalahan telak, capaian tersebut menunjukkan potensi Garuda Pertiwi jika mendapatkan pembinaan yang optimal. Kegagalan lolos ke Piala Asia 2026 menjadi alarm bagi PSSI dan seluruh pemangku kepentingan sepak bola Indonesia. Tanpa liga yang berkelanjutan, sulit bagi tim nasional putri untuk bersaing di level Asia.
Negara-negara seperti Taiwan, Vietnam, dan Filipina telah menunjukkan keseriusan dalam membangun tim nasional dengan dukungan liga domestik yang konsisten. FIFA dan AFC juga memberikan perhatian lebih dengan menambah slot turnamen internasional dan mendorong federasi untuk membangun ekosistem sepak bola wanita yang kuat.
Harapan tetap ada jika langkah konkret segera diambil. Dukungan federasi, klub-klub Liga 1 pria, dan sponsor menjadi kunci untuk menghidupkan kembali Liga Putri Indonesia. Animo masyarakat terhadap sepak bola wanita kini mulai tumbuh. Publik menantikan langkah nyata dari Erick Thohir dan jajaran pengurus PSSI untuk menjawab aspirasi para pemain Timnas Putri Indonesia. Pembinaan berkelanjutan, kompetisi rutin, dan pembukaan peluang bagi generasi muda menjadi kunci agar Garuda Pertiwi bisa kembali bersaing di kancah Asia dan dunia.