Waspada! Jabodetabek dan Sejumlah Wilayah Lainnya Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Jakarta – Warga Jabodetabek dan beberapa wilayah di luar Jawa diimbau untuk tetap waspada. Pasalnya, hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi pada Senin, 7 Juli 2025. Hujan diperkirakan akan merata di berbagai area, bahkan disertai dengan kilatan petir di beberapa tempat.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa wilayah Jakarta, Kabupaten dan Kota Bogor, serta Kota Depok berpotensi diguyur hujan. Sementara itu, Bekasi dan Tangerang diprediksi akan memiliki cuaca yang cenderung berawan.

Tidak hanya Jabodetabek, prediksi hujan lebat juga berlaku untuk wilayah lain di Indonesia. Sebelumnya, BMKG telah mengumumkan bahwa periode 4-10 Juli 2025 menunjukkan potensi curah hujan tinggi di berbagai daerah.

Pada periode 4-6 Juli, Sulawesi Barat, Maluku, dan Papua Selatan menjadi wilayah yang perlu diwaspadai dengan kategori siaga hujan lebat. Selain itu, angin kencang berpotensi melanda Kepulauan Riau, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, serta beberapa wilayah di Sulawesi dan Papua.

BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya terhadap potensi banjir bandang, tanah longsor, dan gangguan aktivitas sehari-hari.

Fenomena Awan Cumulonimbus Jadi Sorotan

Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan bahwa fenomena kumpulan awan cumulonimbus atau Mesoscale Convective Complex (MCC) menjadi penyebab utama hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi di Jabodetabek dan wilayah lain di Indonesia bagian selatan pada akhir pekan lalu.

Aktivitas klaster awan MCC yang terus meluas terpantau intensif terbentuk di Laut Jawa utara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kondisi ini dapat memicu hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi di laut.

Efek dari aktivitas siklonik vorteks di Samudra Hindia telah memicu pembentukan MCC dan Squall Line di Sumatra yang persisten dan terus menjalar ke Kalimantan dan Jawa.

Diperlukan waktu sekitar 6-9 jam bagi kumpulan awan cumulonimbus untuk menjalar ke Kalimantan. Sementara itu, dibutuhkan waktu 12-24 jam untuk mencapai Jawa. Bahkan, MCC yang telah meluruh dapat kembali menguat karena berinteraksi dengan suhu Laut Jawa yang menghangat.

Scroll to Top