Inggris Raya tengah waspada terhadap penyebaran varian baru COVID-19 yang disebut ‘Stratus’ atau XFG. Varian ini dilaporkan menyebabkan lonjakan kasus dan bahkan menjadi jenis virus yang dominan di negara tersebut, dengan gejala khas berupa suara serak.
Menurut data dari badan kesehatan Inggris, XFG kini menjadi varian COVID-19 yang paling banyak ditemukan di Inggris. Proporsinya melonjak dari sekitar 10% pada bulan Mei menjadi hampir 40% dari seluruh kasus pada pertengahan Juni.
Varian Stratus memiliki dua jenis, yaitu XFG dan XFG.3. Meskipun keduanya menyebar dengan cepat, hanya XFG yang masuk dalam daftar Variant Under Monitoring (VUM) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Mengingat kekebalan masyarakat terhadap COVID-19 menurun akibat cakupan vaksin booster yang rendah dan berkurangnya infeksi dalam beberapa bulan terakhir, semakin banyak orang rentan terinfeksi XFG dan XFG.3. Ini berpotensi memicu gelombang infeksi baru, meskipun skala penyebarannya masih sulit diprediksi.
XFG dalam Daftar Pantauan WHO (VUM)
XFG adalah varian SARS-CoV-2 hasil rekombinasi dari garis keturunan LF.7 dan LP.8.1.2, dengan sampel pertama yang ditemukan pada 27 Januari 2025. WHO menetapkan XFG sebagai VUM karena proporsinya yang terus meningkat di seluruh dunia.
Meskipun demikian, berdasarkan data yang ada, risiko tambahan terhadap kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh XFG dinilai rendah secara global. Vaksin COVID-19 yang ada saat ini diperkirakan masih efektif melindungi dari gejala dan penyakit parah akibat varian ini.
Status VUM diberikan untuk menandakan bahwa suatu varian SARS-CoV-2 berpotensi memerlukan perhatian dan pemantauan lebih lanjut. Tujuannya adalah untuk menilai apakah varian tersebut menimbulkan risiko tambahan terhadap kesehatan masyarakat global dibandingkan varian lain yang sedang beredar.
Varian COVID-19 Lain yang Termasuk dalam Daftar VUM
Selain XFG, beberapa varian COVID-19 lain yang juga masuk dalam daftar VUM antara lain:
- KP.3 (menyebar di 86 negara)
- KP.3.1.1 (menyebar di 91 negara)
- LB.1 (menyebar di 99 negara)
- XEC (menyebar di 78 negara)
- LP.8.1 (menyebar di 60 negara)
- NB.18.1 atau varian Nimbus (menyebar di 37 negara)
- XFG (menyebar di 38 negara)
Sementara itu, hanya ada satu varian COVID-19 yang saat ini masuk dalam kategori Variant of Interest (VOI), yaitu JN.1, yang telah menyebar di 144 negara. VOI adalah varian yang memiliki perubahan genetik yang berpotensi memengaruhi perilaku virus atau dampaknya terhadap kesehatan manusia.
Situasi Global Varian ‘Stratus’
Hingga 22 Juni 2025, sebanyak 1.648 sekuens XFG telah dikirimkan ke GISAID dari 38 negara, mewakili 22,7% dari total sekuens global yang tersedia pada minggu epidemiologi ke-22 tahun 2025 (26 Mei-1 Juni 2025).
Ini merupakan peningkatan signifikan dibandingkan 7,4% empat minggu sebelumnya. Selama periode minggu epidemiologi ke-19 hingga 22, proporsi XFG meningkat di tiga wilayah WHO yang secara konsisten membagikan data sekuens SARS-CoV-2:
- Wilayah Pasifik Barat (WPR): naik dari 1,6% menjadi 6,0%
- Wilayah Amerika (AMR): naik dari 7,8% menjadi 26,5%
- Wilayah Eropa (EUR): naik dari 10,6% menjadi 16,7%
Di Wilayah Asia Tenggara (SEAR), proporsi XFG meningkat drastis dari 17,3% menjadi 68,7%, menggantikan dominasi NB.1.8.1. Di India, XFG telah menjadi varian dominan sepanjang musim semi, sementara NB.1.8.1 sangat jarang ditemukan.
Untuk wilayah lain:
- Wilayah Afrika (AFR): hanya tercatat 2 sekuens XFG
- Wilayah Mediterania Timur (EMR): tercatat 65 sekuens XFG
Meskipun jumlah kasus baru cukup besar, para ahli belum menyatakan kekhawatiran berlebihan terhadap penyebaran COVID ‘Stratus’, karena mutasi dan perubahan merupakan proses alami yang terjadi pada virus.
Secara global, XFG diperkirakan memiliki pertumbuhan relatif tertinggi dibandingkan dengan varian lain yang beredar saat ini, termasuk ‘Nimbus’ atau NB.1.8.1. Meskipun bukti menunjukkan adanya peningkatan proporsi dari varian XFG, WHO belum mengamati tanda-tanda apa pun yang menunjukkan peningkatan keparahannya.
Meskipun ada peningkatan kasus dan rawat inap yang dilaporkan di beberapa negara (Kawasan Asia Tenggara), tidak ada laporan yang menunjukkan bahwa tingkat keparahan penyakit terkait lebih tinggi dibandingkan dengan varian yang beredar lainnya.
Sebagian besar gejala varian Stratus mirip dengan varian COVID-19 sebelumnya, termasuk sesak napas, kehilangan atau perubahan indra penciuman dan perasa, kelelahan, demam atau menggigil, hidung tersumbat atau berair, nyeri otot, batuk terus-menerus, sakit tenggorokan, sakit kepala, diare, hilangnya nafsu makan, dan mual.
Selain itu, varian COVID-19 Stratus juga memiliki gejala khas, yaitu suara serak atau parau (hoarse voice). Secara umum, gejala Stratus cenderung ringan hingga sedang. Jika seseorang dinyatakan positif, sebaiknya tetap tinggal di rumah dan menjalani isolasi karena varian ini sangat menular.