Waspada! Kasus DBD di Tasikmalaya Meningkat Tajam, Anak-Anak Paling Rentan

Kota Tasikmalaya sedang menghadapi ancaman serius demam berdarah dengue (DBD). Data terbaru menunjukkan peningkatan kasus yang mengkhawatirkan hingga akhir Juni 2025. Dinas Kesehatan Kota mencatat ada 444 kasus DBD, dengan dua pasien meninggal dunia dan lima lainnya dalam kondisi kritis.

Peningkatan kasus ini erat kaitannya dengan curah hujan yang tinggi dan kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan. Banyak warga yang belum disiplin dalam memberantas sarang nyamuk, sehingga memicu perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.

Lingkungan rumah menjadi tempat ideal bagi nyamuk untuk berkembang biak. Bak mandi yang jarang dikuras dan barang bekas yang menampung air hujan menjadi tempat favorit nyamuk untuk bertelur. Kurangnya pelaksanaan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di tingkat rumah tangga semakin memperburuk situasi.

Data dari Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa anak-anak adalah kelompok yang paling rentan. Sebanyak 87 kasus menimpa balita usia 0-5 tahun, dan 137 kasus terjadi pada anak-anak usia 6-12 tahun. Kelompok usia lainnya juga tidak luput dari ancaman DBD, termasuk remaja, dewasa, hingga lansia.

Lonjakan kasus tertinggi terjadi pada bulan Februari dengan 98 kasus, diikuti oleh Januari dengan 75 kasus. Meskipun sempat menurun pada bulan Juni, masyarakat tetap diimbau untuk waspada.

Kasus DBD tidak mengenal jenis kelamin. Data menunjukkan bahwa kasus pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, yaitu 235 kasus pada perempuan dan 209 kasus pada laki-laki.

Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah Kota melalui Dinas Kesehatan mengintensifkan kampanye Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J). Selain itu, masyarakat diimbau untuk konsisten menerapkan prinsip 3M: Menguras tempat penampungan air, Menutup wadah air, dan Mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Masyarakat diharapkan lebih peduli dan proaktif dalam menjaga kebersihan lingkungan. Tindakan pencegahan lebih baik daripada menyesal di kemudian hari. Jangan sampai ada korban baru sebelum kita mulai bertindak.

Scroll to Top