Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyerukan kepada seluruh perguruan tinggi untuk menjaga integritas dan reputasi mereka. Lebih lanjut, ia mengharapkan agar TNI-Polri serta elemen masyarakat sipil lainnya dapat menahan diri untuk tidak memasuki lingkungan kampus.
Pernyataan ini disampaikan Haedar Nashir sebagai tanggapan atas kehadiran anggota TNI di Universitas Indonesia (UI) baru-baru ini.
"Saya rasa akan lebih baik jika TNI Polri tidak memasuki wilayah kampus, dan pada saat yang sama, kampus juga menjaga koridornya. Dalam kehidupan berbangsa, dinamika adalah hal yang wajar. Masa demokrasi tanpa dinamika?" ujar Haedar dalam acara Halalbihalal Idulfitri 1446 H di Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Haedar menekankan pentingnya bagi TNI/Polri dan kekuatan masyarakat sipil untuk menghormati batasan masing-masing, mengingat demokrasi Indonesia masih memerlukan konsolidasi.
"Kita belum sepenuhnya menyelesaikan pembangunan demokrasi kita. Secara formal, kita termasuk dalam kategori demokrasi liberal, namun belum terkonsolidasi sepenuhnya. Konsolidasi elemen bangsa, pemerintah memiliki peran masing-masing. Tinggal bagaimana UU mengatur dengan baik agar sistem ini dapat bekerja sama. Karena watak dasar struktur kebangsaan kita berbeda," jelas Haedar.
"TNI Polri memiliki sejarahnya sendiri, ormas juga memiliki sejarahnya, begitu pula dengan politik dan masyarakat sipil. Jika kita saling meniadakan, masalah tidak akan pernah selesai. Kita harus memiliki tempat masing-masing," tambahnya.
Sebelumnya, Kapuspen TNI, Brigjen Kristomei Sianturi, mengonfirmasi bahwa anggota TNI mendatangi kampus UI saat malam Konsolidasi Nasional Mahasiswa. Dandim 0508/Depok, Kolonel Infanteri Imam Widhiarto, hadir di Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) UI atas undangan mahasiswa dan Kepala Bagian Pengamanan (Kabagpam) UI.