Sebuah konsep revolusioner dalam dunia astrofisika mengemuka: keberadaan "dark dwarf", bintang unik yang diperkirakan bersembunyi di jantung galaksi. Jangan salah bayangkan dengan makhluk fiksi, dark dwarf adalah objek langit eksotis yang energinya berasal dari materi gelap.
Materi gelap, komponen misterius yang menyusun 85% massa alam semesta, tidak memancarkan cahaya sehingga tidak dapat dilihat. Namun, gravitasinya sangat kuat. Studi terbaru menunjukkan bahwa brown dwarf atau "bintang gagal" bisa menjadi perangkap gravitasi bagi materi gelap.
Saat materi gelap terakumulasi di dalam brown dwarf, ia berinteraksi dan saling memusnahkan diri (self-annihilate), melepaskan energi panas. Proses ini mengubah brown dwarf menjadi dark dwarf yang bersinar karena energi dari materi gelap.
"Materi gelap tertarik gravitasi dan terperangkap dalam bintang. Jika jumlahnya cukup dan bisa berinteraksi sendiri, energi yang dilepaskan akan memanaskan bintang," ungkap seorang astrofisikawan.
Sumber Energi Alternatif di Inti Galaksi
Brown dwarf terbentuk dari awan gas dan debu, seperti bintang biasa. Namun, massanya terlalu kecil untuk memicu fusi hidrogen. Akibatnya, mereka hanya bersinar redup dari kontraksi gravitasi dan sedikit reaksi fusi.
Di inti galaksi, konsentrasi materi gelap sangat tinggi. Di sana, brown dwarf dapat mengumpulkan materi gelap dalam jumlah besar dan memicu proses yang unik, menjadikannya dark dwarf dengan sumber energi alternatif.
"Dark dwarf memiliki massa sekitar 8% dari Matahari. Semakin banyak materi gelap di sekitarnya, semakin banyak pula yang bisa ditangkap, dan semakin besar energi yang dilepaskan," jelasnya.
Fenomena ini hanya mungkin terjadi jika partikel materi gelap bisa berinteraksi satu sama lain. Salah satu kandidat partikel yang memenuhi kriteria ini adalah WIMP (Weakly Interacting Massive Particle) — partikel berat yang berinteraksi lemah dengan materi biasa, tetapi cukup kuat dengan sesamanya untuk menghasilkan energi.
Mencari Jejak Litium-7: Cara Mendeteksi Dark Dwarf
Untuk membedakan dark dwarf dari brown dwarf biasa, para peneliti mengusulkan jejak kimiawi litium-7 sebagai penanda unik. Isotop ini mudah terbakar dan akan cepat hilang di bintang biasa. Jika sebuah objek menyerupai brown dwarf tetapi masih mengandung litium-7, itu bisa jadi kandidat dark dwarf.
"Litium-7 bisa menjadi penanda khas. Jika ada objek yang menyerupai dark dwarf dan masih memiliki litium, maka besar kemungkinan ia bukan bintang biasa," jelasnya.
Deteksi dengan Teleskop Modern
Teleskop sekelas James Webb Space Telescope (JWST) cukup kuat untuk mendeteksi objek dingin dan redup seperti dark dwarf. Para astronom juga bisa menganalisis populasi objek langit secara statistik untuk melihat apakah terdapat sub-kelompok dark dwarf di antara mereka.
Deteksi dark dwarf di pusat galaksi akan menjadi bukti kuat bahwa materi gelap terdiri dari partikel berat seperti WIMP yang bisa berinteraksi satu sama lain.
Ini bisa menjadi bukti nyata bahwa materi gelap bukan hanya massa tak terlihat, tetapi sesuatu yang aktif dan bisa mengubah cara kita memahami alam semesta.