Kecelakaan tragis yang menimpa KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, yang merenggut nyawa 10 orang, akhirnya menemui titik terang. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah membeberkan kronologi kejadian nahas tersebut, mengungkap detail-detail penting yang menjadi penyebab tenggelamnya kapal.
Menurut investigasi KNKT, KMP Tunu Pratama Jaya mulai memuat kendaraan di pelabuhan pada pukul 22.15 WIB, 2 Juli 2025. Proses pemuatan selesai pada pukul 22.45 WIB, dan kapal bertolak menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, enam menit kemudian. Pada saat keberangkatan, tidak ditemukan indikasi masalah atau kejanggalan pada kapal. Mesin beroperasi normal, jarak pandang baik, dan cuaca cerah.
Namun, sekitar 30 menit setelah berlayar, situasi berubah drastis. Penjaga merasakan kemiringan di sisi kanan kapal. Juru mudi dan kelasi jaga menemukan air laut masuk ke kamar mesin melalui pintu. Informasi ini dikonfirmasi oleh juru minyak yang bertugas di kamar mesin.
Menyadari bahaya, juru minyak segera keluar dari kamar mesin. Mualim jaga memerintahkan awak kapal untuk membantu penumpang mengenakan jaket pelampung dan bersiap untuk evakuasi. Nakhoda yang sedang beristirahat segera dibangunkan dan mengambil alih kemudi. Ia langsung mengirimkan sinyal marabahaya melalui radio VHF.
Sayangnya, upaya penyelamatan terlambat. Kapal tenggelam dengan cepat karena muatan kendaraan yang berat di bagian belakang kapal bergeser dan menumpu ke sisi kanan. Hal ini menyebabkan kemiringan kapal bertambah secara signifikan. Dalam hitungan menit, bagian buritan kapal tenggelam terlebih dahulu, diikuti oleh seluruh badan kapal yang miring ke kanan.