Iran Ancam Serangan Melumpuhkan Israel Jika Perang Kembali Pecah

Panglima Militer Iran, Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi, mengeluarkan peringatan keras terkait potensi konflik lanjutan dengan Israel. Ia menegaskan bahwa Iran siap melancarkan serangan yang sangat dahsyat jika perang kembali berkobar. Mousavi menyiratkan bahwa Israel akan melakukan kesalahan besar jika meyakini mampu menghancurkan sistem pertahanan Iran dalam waktu singkat.

Sang jenderal tertinggi Iran tersebut bahkan berpendapat bahwa jika agresi militer kembali terjadi, kekuatan serangan Iran akan sedemikian rupa sehingga Amerika Serikat pun tak akan mampu melindungi Perdana Menteri Israel. Peringatan ini disampaikan setelah gencatan senjata mengakhiri konflik 12 hari yang memakan ratusan korban jiwa di kedua belah pihak.

Mousavi bersumpah bahwa rencana pembalasan yang telah dipersiapkan matang akan segera diaktifkan jika Israel melakukan "kesalahan lain." Pernyataan ini mengindikasikan bahwa situasi di kawasan tersebut masih sangat tegang dan rawan konflik.

Konfrontasi terakhir antara Iran dan Israel, yang melibatkan Amerika Serikat, telah menimbulkan gejolak di pasar internasional, mendorong upaya diplomasi intensif, dan memicu kekhawatiran global akan terjadinya perang yang lebih luas. Ancaman terbuka dari Iran mengenai kampanye militer yang melumpuhkan memperkuat kekhawatiran bahwa gencatan senjata yang rapuh ini hanyalah jeda sementara dalam konflik yang lebih besar.

Mousavi menepis anggapan bahwa Israel dapat dengan mudah melumpuhkan sistem pertahanan Iran. Ia menegaskan bahwa bangsa Iran berhasil mengalahkan upaya destabilisasi yang telah dirancang selama 15 tahun oleh Israel dan Amerika Serikat.

Menurutnya, Iran sebenarnya telah menyiapkan rencana serangan pamungkas yang menghancurkan terhadap Israel, namun menahan diri karena adanya gencatan senjata. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa jika terjadi provokasi lagi, rencana tersebut akan dieksekusi tanpa ragu.

Konflik 12 hari tersebut dipicu oleh serangan Israel terhadap situs militer dan nuklir Iran. Amerika Serikat kemudian bergabung dalam kampanye militer, menargetkan fasilitas nuklir Iran.

Iran menegaskan bahwa mereka akan merespons dengan tegas jika diprovokasi lagi dan menyatakan bahwa tahap akhir pembalasan mereka masih dalam keadaan siaga. Sementara itu, Presiden AS dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Israel di Gedung Putih dalam pertemuan penting untuk membahas langkah selanjutnya dalam konflik ini.

Scroll to Top