Wakil Menteri Luar Negeri RI, Arif Havas Oegroseno, memberikan tanggapan terkait ancaman Presiden AS Donald Trump kepada Indonesia jika berani membalas tarif yang diberlakukan oleh AS. Menurut Arif Havas, kontribusi AS dalam perdagangan global Indonesia hanya sekitar 15%.
"Jika kita membahas detail tarif, tim dari Kementerian Perdagangan yang lebih berkompeten. Namun, secara umum, peran AS dalam perdagangan global hanya 15%, sedangkan 85% berasal dari negara lain," ungkap Arif Havas di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025).
Arif Havas menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk memperluas jaringan perdagangan ke wilayah lain selain AS. Ia menyebutkan bahwa hubungan perdagangan dengan pasar Eropa hingga Afrika perlu ditingkatkan.
"Indonesia perlu terus melakukan diversifikasi mitra dagang, tidak hanya dengan Amerika, tetapi juga dengan pasar tradisional seperti Uni Eropa, serta pasar baru di Afrika dan Amerika Latin," tambahnya.
Ia juga menyoroti pentingnya peningkatan perdagangan di kawasan Asia Tenggara dan perlunya evaluasi hambatan-hambatan yang mungkin ada.
"Perlu ada peninjauan kembali dalam konteks perdagangan di Asia Tenggara untuk melihat apakah ada hambatan yang bisa dihilangkan atau diturunkan," lanjutnya.
Arif Havas juga menyinggung pentingnya jalur perdagangan di Selat Malaka. Ia berharap dengan diversifikasi pasar ekonomi, Indonesia tidak akan mudah terkejut atau panik terhadap kebijakan dari negara lain.
"Perdagangan antarprovinsi kita dengan negara bagian di Malaysia, misalnya, harus ditingkatkan untuk menciptakan ketahanan ekonomi sehingga kita tidak mudah terpengaruh oleh faktor eksternal," jelasnya.
Surat Trump kepada Prabowo
Donald Trump mengancam Indonesia jika berani membalas tarif yang diberikan AS, dengan mengenakan tarif yang lebih tinggi dari 32%. Ancaman ini tertuang dalam surat yang ditandatangani Trump untuk Presiden Prabowo Subianto. Trump meminta Indonesia memahami keputusannya mengenakan tarif 32% untuk produk Indonesia yang masuk ke AS.
"Jika Anda memutuskan untuk menaikkan tarif impor Anda (atas produk dari AS), maka tarif yang Anda naikkan akan ditambahkan ke 32% yang kami tetapkan," ancam Trump.
Dalam surat tersebut, Trump mengungkapkan alasan pengenaan tarif 32% adalah karena ketidakseimbangan hubungan dagang, yang menyebabkan AS mengalami defisit.
"Kami telah berdiskusi mengenai hubungan dagang dengan Indonesia dan kami menyimpulkan bahwa kami harus menjauh dari kebijakan jangka panjang yang menyebabkan defisit perdagangan besar karena tarif dan kebijakan non-tarif, serta hambatan perdagangan dari Indonesia. Hubungan kita sejauh ini sayangnya tidak bersifat timbal balik," tulis Trump.
Tarif 32% dari AS untuk Indonesia berlaku mulai 1 Agustus 2025. Trump menyebutkan tarif itu dapat turun jika Indonesia membuka pasar perdagangan yang selama ini tertutup terhadap AS, menghapus tarif serta kebijakan non-tarif dan hambatan perdagangan. Bahkan, Indonesia tidak akan dikenakan tarif jika perusahaan Indonesia membangun pabrik di AS.
"Kami akan melakukan segala cara untuk mempercepat persetujuan secara cepat, profesional dan rutin – dengan kata lain, dalam hitungan minggu," tuturnya.
"Tarif ini dapat diubah, naik atau turun tergantung pada hubungan kami dengan negara Anda. Anda tidak akan pernah kecewa dengan AS," tutup Trump dalam suratnya.