Misteri Kepunahan Nenek Moyang Manusia: Titik Balik Evolusi 900.000 Tahun Lalu

Sebuah studi genom yang mendalam mengungkap peristiwa dramatis yang nyaris memusnahkan nenek moyang kita. Sekitar 900.000 tahun lalu, populasi manusia purba mengalami penurunan drastis, dari sekitar 100.000 individu menjadi hanya 1.280 individu yang mampu berkembang biak.

Penelitian ini menganalisis data genom dari ribuan individu modern dan menemukan bahwa penurunan populasi sebesar 98,7% ini berlangsung selama 117.000 tahun. Situasi kritis ini hampir saja mengakhiri garis keturunan manusia.

Temuan ini menawarkan perspektif baru tentang kesenjangan dalam catatan fosil manusia purba pada zaman Pleistosen. Catatan fosil yang terbatas dari periode ini mungkin merupakan cerminan dari peristiwa kepunahan yang hampir terjadi.

Analisis ini menggunakan metode baru bernama FitCoal (fast infinitesimal time coalescent process) untuk menganalisis data genom dari 3.154 orang di seluruh dunia. Metode ini memungkinkan para peneliti untuk melacak garis keturunan gen dan mengidentifikasi kemacetan populasi yang signifikan antara 930.000 dan 813.000 tahun lalu. Akibatnya, terjadi kehilangan keragaman genetik hingga 65,85%.

Penyebab pasti dari kemacetan populasi ini masih belum jelas, tetapi Transisi Pertengahan Pleistosen, periode perubahan iklim ekstrem, kemungkinan memainkan peran penting. Perubahan iklim yang drastis mungkin menciptakan kondisi yang tidak ramah, menyebabkan kelaparan dan konflik yang semakin mengurangi populasi manusia.

Periode kemacetan ini juga tampaknya berkontribusi pada penyatuan dua kromosom menjadi kromosom 2 pada manusia modern. Manusia memiliki 23 pasang kromosom, berbeda dengan kera besar lainnya yang memiliki 24 pasang. Peristiwa ini dianggap sebagai langkah penting dalam evolusi manusia.

Penelitian ini membuka jalan bagi eksplorasi lebih lanjut tentang evolusi manusia selama transisi dari Pleistosen Awal hingga Tengah. Pertanyaan tentang bagaimana manusia purba beradaptasi dengan perubahan iklim ekstrem dan apakah seleksi alam selama periode kemacetan mempercepat perkembangan otak manusia masih menunggu jawaban.

Scroll to Top