Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tengah melakukan investigasi menyeluruh guna mengungkap penyebab pasti tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali beberapa waktu lalu. Ketua KNKT menjelaskan bahwa proses investigasi dilakukan melalui tiga tahapan penting.
Tahap pertama melibatkan pengumpulan informasi dari berbagai pihak terkait. KNKT telah meminta keterangan dari para penumpang selamat, awak kapal, serta berdiskusi dengan pihak perusahaan pelayaran. Investigasi juga dilakukan terhadap operator Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Bahkan, KNKT telah memperoleh rekaman video yang menunjukkan proses penataan kendaraan di KMP Tunu Pratama Jaya sebelum keberangkatan dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk.
Selanjutnya, KNKT berencana meminta keterangan dari Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) di Jakarta. Tujuannya adalah untuk menelusuri riwayat perawatan kapal, termasuk temuan saat perawatan terakhir pada Oktober 2024, serta meninjau dokumen operasional kapal.
Informasi awal yang diperoleh KNKT mengindikasikan adanya faktor gelombang tinggi saat kejadian. Saat ini, KNKT sedang mempelajari desain kapal KMP Tunu Pratama Jaya untuk mengetahui kemampuannya dalam menghadapi gelombang tinggi. Analisis mendalam terhadap rancangan kapal akan dilakukan untuk menentukan apakah kapal tersebut memenuhi standar keselamatan untuk kondisi perairan tersebut.
Tahapan investigasi selanjutnya meliputi analisis data, penemuan fakta, penyusunan kesimpulan, dan pemberian rekomendasi. KNKT memperkirakan proses investigasi ini dapat memakan waktu antara tiga hari hingga dua minggu, tergantung pada kompleksitas permasalahan. KNKT juga menggandeng pihak universitas untuk membantu proses investigasi.
KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam pada tanggal 2 Juli setelah berlayar sekitar 30 menit dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk. Kapal tersebut mengangkut 53 penumpang, 12 awak kapal, dan 22 unit kendaraan. Hingga tanggal 8 Juli malam, 30 korban ditemukan selamat, 10 korban ditemukan meninggal dunia, dan 25 korban masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian.