Analisis DNA purba mengungkap fakta mencengangkan: sisa-sisa tulang manusia berusia 4.000 tahun yang ditemukan di Cile menunjukkan adanya bentuk langka penyakit kusta. Temuan ini merevolusi pemahaman kita tentang sejarah penyakit mematikan tersebut.
Lazimnya, kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Namun, penelitian ini menemukan sesuatu yang berbeda. Individu yang ditemukan di situs arkeologi Cerrito dan La Herradura, Cile utara, ternyata menderita kusta yang disebabkan oleh bakteri langka, yaitu Mycobacterium lepromatosis.
Para ilmuwan berhasil merekonstruksi genom lengkap M. lepromatosis dari tulang dua pria dewasa di situs tersebut. Penemuan ini mendukung hipotesis bahwa kedua jenis bakteri penyebab kusta tersebut berevolusi secara terpisah di belahan dunia yang berbeda selama ribuan tahun.
Kusta merupakan penyakit infeksi kronis yang ditandai dengan lesi kulit, mati rasa, dan perubahan struktural pada tulang. Perubahan tulang inilah yang membantu para arkeolog mengidentifikasi jejak penyakit pada kerangka manusia purba dari Eropa, Asia, dan Oseania sejak 5.000 tahun lalu.
Selama ini, mayoritas kasus kuno dikaitkan dengan M. leprae dan diyakini berasal dari Eurasia sekitar 6.000 tahun lalu, bersamaan dengan perubahan gaya hidup masyarakat dari berburu-meramu menjadi bertani.
Namun, sampai sekarang, tidak ada bukti arkeologis kusta yang ditemukan di benua Amerika sebelum masa kolonial, sehingga penyakit ini dianggap baru muncul setelah kedatangan bangsa Eropa. Penemuan baru dari Cile ini mematahkan anggapan tersebut.
Tim peneliti mengungkapkan bahwa genom M. lepromatosis yang ditemukan pada tulang tersebut sangat terawat dengan baik, sebuah kondisi yang jarang terjadi dalam studi DNA purba, terutama untuk sampel yang berusia ribuan tahun.
Meskipun temuan ini signifikan, peneliti menekankan bahwa masih diperlukan lebih banyak data genom dari periode dan lokasi lain untuk memastikan asal-usul kusta dari benua Amerika.
Penelitian ini juga memunculkan pertanyaan besar: bagaimana kusta bisa menyebar ke berbagai wilayah di Amerika? Salah satu kemungkinannya adalah bakteri ini sudah ada sejak awal migrasi manusia ke benua Amerika. Kemungkinan lain, kusta berasal dari hewan pembawa bakteri (reservoir) dan kemudian menular ke manusia.
Kehadiran bakteri ini di wilayah terpencil mengindikasikan adanya faktor lingkungan atau hewan yang berperan dalam penularannya. Menelusuri asal-usul dan kemungkinan reservoir non-manusia untuk M. lepromatosis menjadi sangat penting, baik untuk kesehatan masyarakat maupun konservasi satwa liar.
Penelitian ini melengkapi studi sebelumnya yang menemukan bukti kehadiran M. lepromatosis di kerangka manusia dari Kanada dan Argentina, mengukuhkan bahwa bentuk langka kusta ini telah menyebar di Amerika sebelum kedatangan kolonialisme Eropa.