Pembangunan infrastruktur internet di Indonesia menghadapi tantangan serius, terutama masalah biaya tinggi yang disebabkan oleh pungutan di lapangan. Praktik ini menghambat upaya pemerataan akses internet di seluruh negeri.
Direktur & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), M. Danny Buldansyah, mengungkapkan bahwa salah satu kendala utama adalah maraknya pungutan di daerah, baik yang legal maupun ilegal, khususnya saat pemasangan fiber optik. Ia menyoroti adanya "jatah warga lokal" yang kerap menjadi beban tambahan bagi operator telekomunikasi.
"Saat menggelar fiber optik, ada berbagai pungutan legal dan formal. Belum lagi pungutan dari organisasi masyarakat saat menarik kabel, tanpa adanya perlindungan bagi kami," ujarnya.
Danny menekankan bahwa meskipun semua pihak menyetujui tujuan digitalisasi nasional, implementasinya di lapangan masih terkendala. Kesepakatan terhadap tujuan besar tersebut belum sejalan dengan realitas di lapangan.
Ia menyayangkan kurangnya kemajuan dalam inisiatif untuk memperlancar pembangunan infrastruktur. Danny berharap adanya upaya kolektif dan perlindungan regulasi yang lebih konkret bagi operator telekomunikasi. Hal ini penting agar proses pembangunan jaringan digital dapat berjalan lebih efisien dan merata di seluruh Indonesia.
"Inisiatif ini sudah berjalan lama, namun sayangnya masih jalan di tempat," pungkasnya.