Taiwan Gelar Latihan Militer Terbesar dalam Sejarah, Siaga Penuh Hadapi Ancaman China

Taipei bersiap siaga dengan menggelar latihan militer tahunan "Han Kuang" yang dimulai pada hari Rabu (9/7). Latihan selama 10 hari ini bertujuan untuk menguji kemampuan pertahanan pulau itu dari potensi agresi China. Skala latihan kali ini tergolong masif, dengan mobilisasi pasukan cadangan terbesar yang pernah dilakukan.

Latihan "Han Kuang", yang dijadwalkan berlangsung dari 9 hingga 18 Juli, akan menampilkan demonstrasi sistem roket canggih buatan Amerika Serikat (AS) yang baru saja tiba. Selain itu, latihan pertahanan sipil juga akan dilaksanakan secara paralel.

Partisipasi dalam latihan tahun ini mencapai rekor tertinggi, dengan melibatkan 20.000 tentara cadangan yang telah memulai program pelatihan sejak Sabtu (5/7). Fokus pelatihan bagi para tentara cadangan mencakup pengenalan kembali senjata seperti senapan dan senapan mesin, serta latihan manuver taktis.

Seorang perwira Angkatan Darat menjelaskan bahwa pelatihan penyegaran ini diperlukan karena para tentara cadangan telah lama tidak aktif.

Taiwan, sebagai negara demokrasi yang memiliki pemerintahan sendiri, terus menghadapi ancaman invasi dari China. Beijing mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan tidak segan menggunakan kekuatan untuk mewujudkannya.

Tekanan militer dari China terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Beijing secara rutin mengirimkan jet tempur dan kapal perang ke wilayah sekitar Taiwan.

Menjelang dimulainya latihan militer "Han Kuang", Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan adanya deteksi 31 misi penerbangan pesawat militer dan tujuh kapal perang China di sekitar wilayahnya dalam kurun waktu 24 jam.

Latihan militer "Han Kuang" telah menjadi agenda tahunan sejak tahun 1984, ketika Taiwan masih berada di bawah status darurat militer. Durasi latihan tahun ini diperpanjang menjadi 10 hari 9 malam, berbeda dengan tahun sebelumnya yang hanya 5 hari 4 malam.

Pejabat pertahanan Taipei menjelaskan bahwa latihan ini akan mensimulasikan berbagai skenario, termasuk taktik "gangguan zona abu-abu" dan "serangan presisi jarak jauh", sebagai langkah antisipasi terhadap potensi invasi China pada tahun 2027.

Sejumlah pejabat AS, yang merupakan pemasok senjata utama bagi Taiwan, sebelumnya memperkirakan tahun 2027 sebagai kemungkinan waktu invasi China ke Taiwan.

Taiwan telah meningkatkan anggaran pertahanannya dan mengakuisisi persenjataan yang lebih kecil dan gesit, termasuk drone, untuk memungkinkan militernya menerapkan strategi perang asimetris melawan musuh yang lebih kuat.

Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) yang baru diterima dari AS akan digunakan dalam latihan "Han Kuang". Selain itu, latihan tembak langsung juga akan melibatkan tank-tank canggih buatan AS, M1A2 Abrams.

Scroll to Top