Yogyakarta Berupaya Menghapus Campak-Rubella Melalui Diskusi Intensif

Kota Yogyakarta tengah berjuang mewujudkan eliminasi campak-rubella, target ambisius yang dicanangkan pemerintah pada tahun 2026. Upaya ini diperkuat dengan diskusi mendalam yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari tenaga kesehatan hingga perwakilan sekolah.

Setelah pandemi Covid-19 mereda, kemunculan kembali Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), termasuk campak-rubella, menjadi perhatian serius di Kota Yogyakarta. Penurunan cakupan imunisasi selama pandemi diduga menjadi pemicu utama.

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta bersama dengan Departemen Kesehatan Anak, FK-KMK UGM menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk ‘Optimalisasi Upaya Promotif dan Preventif untuk Mewujudkan Eliminasi Campak-Rubela/Congenital Rubella Syndrome (CRS) di Kota Yogyakarta’. Diskusi ini menjadi wadah untuk bertukar pikiran dan menyusun strategi efektif dalam menanggulangi penyakit menular tersebut.

Kegiatan yang berlangsung di aula Dinas Kesehatan tersebut menghadirkan narasumber ahli dari FK-KMK UGM, seperti Prof. Dr. dr. Elisabeth Siti Herini, Sp.A(K), Dr. dr. Agung Triono, Sp.A(K), dan Dr. dr. Ratni Indrawanti, Sp.A. Mereka memberikan penjelasan rinci mengenai penyakit campak-rubella, termasuk perjalanan penyakit, identifikasi, dan potensi komplikasi yang dapat ditimbulkan.

Perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta turut hadir dan menyampaikan perkembangan terkini mengenai upaya eliminasi campak-rubella di wilayah tersebut. Fokus utama adalah peningkatan surveilans dan cakupan imunisasi MR (Measles-Rubella).

Diskusi yang berlangsung dinamis ini menekankan pentingnya peran aktif seluruh pihak dalam meningkatkan cakupan imunisasi, khususnya MR 2. Hal ini menjadi kunci utama untuk mencapai target eliminasi campak-rubella di Kota Yogyakarta pada tahun 2026.

Scroll to Top