Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, secara resmi mengajukan nama Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sebagai kandidat penerima Hadiah Nobel Perdamaian. Surat rekomendasi telah dikirimkan ke komite Nobel sebagai bentuk apresiasi atas peran Trump dalam menciptakan perdamaian di berbagai wilayah.
"Ia sedang merajut perdamaian saat ini, di berbagai negara dan kawasan," ujar Netanyahu saat jamuan makan malam dengan Trump di Gedung Putih.
Sebelumnya, beberapa tokoh dan anggota parlemen juga telah mengusulkan Trump untuk nominasi serupa. Pada tahun 2020, anggota parlemen Norwegia, Christian Tybring-Gjedde, mencalonkan Trump atas upayanya meredakan ketegangan nuklir dengan Korea Utara. Magnus Jacobsson, anggota parlemen Swedia, juga mengusulkan Trump atas peran mediasi dalam perundingan damai antara Kosovo dan Serbia.
Pada tahun 2021, seorang anggota parlemen Estonia, Jaak Madison, kembali mengajukan Trump sebagai kandidat Nobel Perdamaian atas kontribusinya dalam menjaga stabilitas di Timur Tengah. Madison menekankan bahwa Trump adalah presiden AS pertama dalam tiga dekade terakhir yang tidak memulai perang.
Menurut situs resmi Komite Nobel, anggota parlemen yang aktif di badan legislatif nasional berhak mencalonkan kandidat penerima Hadiah Nobel Perdamaian. Trump sendiri diketahui merasa kecewa karena belum menerima penghargaan tersebut, meskipun ia merasa berjasa dalam menengahi konflik antara India dan Pakistan, serta Serbia dan Kosovo. Ia juga mengklaim berperan dalam menjaga perdamaian antara Mesir dan Ethiopia, serta menjadi perantara Perjanjian Abraham yang menormalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab.
Saat ini, Trump menjadikan dirinya sebagai "pembawa perdamaian" dalam kampanyenya, berjanji untuk menggunakan keahlian negosiasinya guna mengakhiri perang di Ukraina dan Gaza, meskipun kedua konflik tersebut masih berlangsung sejak ia menjabat sebagai presiden AS.
Keyakinan Trump Terhadap Gencatan Senjata Hamas
Presiden Trump meyakini bahwa Hamas bersedia menyetujui gencatan senjata dengan Israel. Pernyataan ini disampaikan saat pertemuan dengan Perdana Menteri Netanyahu untuk mendorong diakhirinya konflik di Gaza.
"Mereka ingin bertemu dan menginginkan gencatan senjata," kata Trump.
Trump juga menyatakan tidak melihat hambatan dalam mencapai kesepakatan damai di Gaza dan mengklaim bahwa prosesnya berjalan dengan baik. Selain itu, Trump mengklaim memiliki kerja sama dari negara-negara tetangga Israel terkait rencana potensial untuk merelokasi warga Palestina. Netanyahu menambahkan bahwa ia bekerja sama dengan AS untuk mencari negara yang dapat memberikan masa depan yang lebih baik bagi warga Palestina, dengan memberikan pilihan bagi warga Palestina untuk tetap tinggal atau pergi.
Pujian Israel atas Peran Trump
Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menyampaikan terima kasih kepada Trump atas perannya dalam gencatan senjata dengan Iran. Danon menegaskan bahwa Israel telah "memberikan pukulan telak" kepada Iran melalui serangannya dan akan menanggapi tegas setiap pelanggaran gencatan senjata.
Sebelumnya, Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengumumkan berakhirnya perang 12 hari dengan Israel, menyebutnya sebagai "berakhirnya perang 12 hari yang dipaksakan oleh petualangan dan provokasi Israel." Pemerintah Israel menyatakan bahwa Netanyahu telah mengumumkan bahwa Israel telah mencapai semua tujuan Operasi Rising Lion dan telah menghilangkan ancaman program rudal nuklir dan balistik Iran.