Sebuah riset terbaru dari Italia yang dimuat di Journal of Marriage and Family menyoroti kaitan antara kondisi kesehatan dan angka perceraian pada pasangan usia matang. Hasilnya cukup mengejutkan: pria cenderung menggugat cerai jika sang istri mengalami masalah kesehatan.
Penelitian yang melibatkan 25.542 pasangan heteroseksual Eropa berusia 50-64 tahun, dengan data yang dikumpulkan selama 18 tahun (2004-2022), menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Ketika istri mengalami sakit atau keterbatasan fisik, risiko perceraian dalam pernikahan mereka meningkat secara signifikan.
"Sebaliknya, risiko perceraian tidak mengalami perubahan berarti saat suami mengalami gangguan kesehatan atau keterbatasan aktivitas fisik, dibandingkan dengan pasangan yang keduanya sehat," ungkap peneliti.
Fenomena ini menjadi sorotan, mengindikasikan munculnya pola perceraian baru yang disebut ‘perpecahan perak’ (silver split).
Mengapa ini terjadi? Salah satu penjelasannya adalah peran gender tradisional yang masih kuat di masyarakat. Perempuan, sejak dini, cenderung dipersiapkan untuk menguasai keterampilan domestik dan memikul beban tanggung jawab lebih besar di rumah.
"Harapan mendalam bahwa istri akan selalu menjaga kelancaran urusan rumah tangga sudah sangat mengakar. Oleh karena itu, penyimpangan dari peran ini dapat dirasakan sebagai keretakan dalam ikatan pernikahan," jelas seorang psikolog.
Temuan ini sejalan dengan studi-studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa pernikahan lebih rentan berakhir ketika istri menderita penyakit serius. Contohnya, pada pasangan yang salah satunya didiagnosis tumor otak atau multiple sclerosis, pernikahan lebih sering kandas jika istri yang sakit (21% perceraian) dibandingkan jika suami yang sakit (hanya 3% perceraian).
Secara tradisional, perempuan seringkali menjadi pengasuh utama dalam keluarga. Ketika istri sakit, suami mungkin kesulitan beradaptasi dengan peran pengasuh, atau istri mungkin merasa tidak puas dengan perawatan yang diterimanya. Hal ini dapat memicu ketegangan dan ketidakpuasan dalam pernikahan, yang pada akhirnya berujung pada perceraian.