Ketegangan Meningkat: Polandia Siaga Penuh Akibat Serangan Udara Rusia ke Ukraina

Ketegangan di Eropa Timur melonjak drastis setelah Rusia melancarkan serangan udara terbesar ke Ukraina sejak invasi dimulai tiga tahun lalu. Sebagai respons, Polandia, anggota NATO yang berbatasan langsung dengan Ukraina, meningkatkan kesiapsiagaan militernya. Jet tempur dan sistem pertahanan udara diaktifkan dalam status kesiapan tertinggi.

Komando operasional militer Polandia menjelaskan langkah ini sebagai respons terhadap ancaman langsung dari gelombang drone dan rudal Rusia yang menyerang wilayah Ukraina di dekat perbatasan NATO.

"Langkah-langkah ini diambil untuk menjamin keamanan di area dekat zona ancaman," demikian pernyataan militer Polandia, menegaskan kesiapan untuk merespons dengan cepat.

Selain jet tempur, radar dan sistem pertahanan berbasis darat Polandia juga dalam kondisi siaga penuh. Rumania, anggota NATO lainnya yang berbatasan dengan Ukraina, sebelumnya juga mengambil tindakan serupa dengan mengerahkan jet tempur menyusul serangan drone Rusia di dekat perbatasannya.

Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa Rusia menembakkan total 728 drone, enam rudal balistik hipersonik Kinzhal, dan tujuh rudal jelajah ke berbagai wilayah Ukraina. Ini merupakan jumlah serangan udara terbanyak yang diluncurkan Rusia dalam satu hari sejak awal perang.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa serangan ini terjadi saat banyak upaya dilakukan untuk mencapai perdamaian dan gencatan senjata, namun Rusia terus menolak.

Sebagian besar serangan berhasil digagalkan oleh sistem pertahanan udara Ukraina. Tujuh rudal jelajah dan sekitar 300 drone berhasil dicegat. Namun, lebih dari 400 drone lainnya sempat memasuki wilayah Ukraina sebelum berhasil dihentikan.

Kolonel Yuriy Ignat, juru bicara angkatan udara Ukraina, menyebutkan lebih dari 300 drone Shahed buatan Iran digunakan dalam serangan tersebut.

Kementerian Pertahanan Ukraina menyatakan bahwa kota Lutsk, dekat perbatasan dengan Polandia dan Belarusia, menjadi salah satu target utama. Kota Khmelnytskyi juga menjadi sasaran, bersama dengan wilayah besar lainnya seperti Kyiv, Dnipro, Kharkiv, dan Mykolaiv.

Ledakan dan kerusakan dilaporkan di berbagai kota besar dan wilayah di timur laut, tengah, dan selatan Ukraina, menyebabkan gangguan pada infrastruktur sipil dan militer.

Pasal 5 Perjanjian NATO menyatakan bahwa serangan terhadap satu anggota dianggap sebagai serangan terhadap seluruh aliansi. Namun, drone dan rudal Rusia yang melintasi wilayah udara NATO belum diklasifikasikan sebagai serangan langsung terhadap aliansi.

Meskipun demikian, intensitas serangan Rusia yang mendekati wilayah NATO meningkatkan kekhawatiran bahwa konflik dapat meluas.

Scroll to Top