Hamas Sepakat Bebaskan 10 Sandera, Negosiasi Gencatan Senjata Gaza Memanas

Jakarta – Harapan baru muncul dalam upaya mengakhiri konflik berdarah di Gaza. Hamas menyatakan kesediaannya untuk membebaskan 10 sandera sebagai bagian dari perundingan gencatan senjata dengan Israel. Langkah ini diambil setelah Israel memberikan sinyal positif terkait potensi kesepakatan untuk menghentikan pertempuran di wilayah Palestina tersebut.

Pengumuman dari Hamas ini menyusul empat hari perundingan tidak langsung yang difasilitasi oleh Qatar. Di saat yang sama, Amerika Serikat mengindikasikan keyakinannya bahwa kesepakatan gencatan senjata selama 60 hari dapat tercapai sebelum akhir pekan ini.

Menurut utusan khusus AS, Steve Witkoff, salah satu poin penting dalam kesepakatan tersebut adalah pembebasan 10 sandera yang masih hidup. Mereka ditawan oleh militan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu pecahnya perang.

Dari total 251 sandera yang ditangkap saat serangan ke komunitas perbatasan Israel di dekat Gaza, 49 orang masih ditahan di wilayah tersebut. Militer Israel meyakini 27 dari sandera tersebut telah meninggal dunia.

Dalam pernyataan resminya, Hamas menekankan bahwa sejumlah kendala utama masih menghambat perundingan. Kendala tersebut meliputi kelancaran aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza, penarikan pasukan Israel dari wilayah tersebut, dan "jaminan nyata" untuk perdamaian yang berkelanjutan.

"Gerakan ini menunjukkan fleksibilitas yang diperlukan dan setuju untuk membebaskan 10 tahanan (sandera)," demikian pernyataan dari kelompok militan tersebut.

Scroll to Top